TEMPO.CO, Jakarta - UNICEF pada Selasa, 26 Maret 2024, memperingatkan gencatan senjata di Jalur Gaza harus bersifat substantif, bukan simbolik semata dan harus bisa mengakhiri babak kegelapan pada kemanusiaan di Gaza. Juru bicara UNICEF James Elder mengatakan Gaza sudah memecahkan rekor dalam hal kemanusiaan, yang saat ini sudah masuk babak tergelapnya.
"Warga Gaza harus diizinkan hidup," kata Elder.
Menurutnya, bantuan kemanusiaan bisa masuk ke utara Gaza lewat titik penyeberangan Erez yang letaknya hanya 10 menit dari warga Palestina yang kelaparan dan krisis kemanusiaan dapat diperbaiki dalam hal ini. Namun untuk menembus penyeberangan itu, sulit sekali. Pada periode 1 Maret dan 22 Maret 2024, sekitar satu perempat dari 40 misi bantuan kemanusiaan yang hendak ke utara Gaza, ditolak.
Dia menekankan bantuan penting di Gaza terhambat dan dampaknya banyak nyawa melayang. Martabat warga Palestina di Gaza, diingkari. Sedangkan pada Sabtu, 23 Maret 2024, Kepala UNRWA Philippe Lazzarini mengatakan Tel Aviv telah mencegah konvoi bantuan makanan agar jangan sampai masuk ke wilayah utara Jalur Gaza, di mana ini sudah berlangsung kedua kalinya dalam sepekan.
Pada Senin, 25 Maret 2024, Dewan Keamanan PBB meloloskan sebuah resolusi yang menuntut gencatan senjata secepatnya di Gaza selama bulan suci Ramadan. Namun Israel tak menggubris resolusi Dewan Keamanan PBB itu, sebaliknya malah mengintensifkan pengeboman termasuk di wilayah Rafah yang menjadi tempat berlindung 1.5 juta orang. Tak hanya itu, Israel juga mengumumkan akan berhenti bekerja sama dengan UNRWA.
UNRWA bertugas mendistribuskan bantuan dan layanan ke pengungsi Palestina di Gaza dan penjuru kawasan. Lembaga itu berada dalam krisis sejak Israel menuduh ada puluhan staf UNRWA terlibat dalam serangan 7 Oktober 2023. Amerika Serikat sebagai negara pendonor terbesar UNRWA telah membekukan sementara pendanaan ke sana. Langkah Amerika Serikat ini membuat masa depan UNRWA tak pasti.
Akan tetapi, beberapa negara seperti Kanada, Australia dan Swedia masih mengucurkan dana bantuan ke UNRWA. Pada akhir pekan lalu, Lazzarini kunjungan kerja ke Kairo, namun dia ditolak masuk lagi ke Gaza oleh otoritas Israel.
"Dengan mencegah UNRWA memenuhi mandat di Gaza, maka waktu menuju kelaparan akan berjalan semakin cepat. Itu artinya, semakin banyak orang akan mati kelaparan, dehidrasi dan kurangnya tempat tinggal," kata Lazzarini.
Sumber: middleeastmonitor.com
Pilihan editor: UNICEF Peringatkan Kasus Gizi Buruk di Utara Gaza Lebih Banyak dari Data yang Tercatat
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini