TEMPO.CO, Jakarta -Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi menyatakan minat negaranya untuk mengembangkan proyek di Ibu Kota Nusantara (IKN), mulai dari lift di istana kepresidenan hingga teknologi kota pintar atau smart city yang menjadi konsep IKN.
Berbicara kepada wartawan, Masaki berkata proyek ini merupakan keputusan penting yang diambil oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi, yang dapat dilanjutkan oleh presiden selanjutnya. Dia juga mengerti bahwa ini keputusan yang politis, yang diambil karena konsentrasi populasi dan perusahaan di Jakarta sudah terlalu besar.
“Kami ingin bekerja sama dengan Anda, untuk membantu dan berkooperasi,” katanya saat konferensi pers di Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024.
Setidaknya dua perusahaan Jepang telah menjalankan proyek di IKN, kata Masaki. Pertama adalah proyek lift di istana kepresidenan, dan yang kedua adalah proyek komunikasi serta informasi dan teknologi (IT) untuk konsep Smart City.
“Salah satu contohnya adalah sistem lift pada istana presiden. Perusahaan Jepang bernama Mitsubishi Elevator telah memutuskan untuk menyediakan lift ke istana presiden,” katanya.
PT Mitsubishi Jaya Elevator and Escalator (MJEE) memenangkan tender pengadaaan lift dan ekslatator untuk fasilitas utama pemerintah di IKN, seperti diumumkan oleh Mitsubishi Electric Building Solutions Coorporations (MEBS) pada Februari lalu.
“PT MJEE telah mendapat pesanan besar untuk memasok total 55 unit yang terdiri 33 elevator dan 22 eskalator untuk proyek IKN tahap 1,” kata President MEBS Tadashi Matsumoto dalam siaran pers di ACN Newswire, 26 Februari 2024.
MJEE mulai menjual lift dan eskalator di Indonesia sejak 1996, kata Tadashi. Saat ini, MJEE telah memiliki basis produksi di Karawang, Jawa Barat, dan telah memenuhi kebutuhan lokal dengan menggabungkan suku cadang utama yang diimpor dari Thailand.
Masaki mencontohkan proyek perusahaan Jepang lain di IKN, yaitu untuk konsep smart city.
“Pemerintah Anda berambisi menjadikan ibu kota baru ini sebagai kota pintar, yang membutuhkan komunikasi dan teknologi informasi yang sangat maju. Dan kami memiliki pengalaman yang sangat bagus tentang hal itu,” tuturnya.
Dia berkata sudah ada perusahaan Jepang lain yang mengusulkan kerja sama pembangunan struktur smart city di IKN. “Saya pikir kami bisa berkontribusi secara konkret,” katanya.
Beberapa negara telah menunjukkan minat terhadap kerja sama di IKN. Sejauh ini telah ada 305 surat pernyataan niat atau Letter of Intent (LoI) dari investor dalam hingga luar negeri untuk proyek-proyek pembangunan di IKN.
Dari 305 LoI tersebut, sebanyak 172 berasal dari investor dalam negeri, dan selebihnya merupakan dari investor luar negeri.
Singapura dalam hal ini telah memiliki 27 LoI, disusul oleh Jepang dengan 25 LoI, kemudian Malaysia dan Cina masing-masing dengan 19 LoI.
Masaki menilai posisi Jepang yang telah menyampaikan puluhan surat pernyataan niat menunjukkan dengan jelas minat dari perusahaan-perusahaan Jepang.
“Jadi menurut saya kita bisa membuat proyek konkret seperti dua proyek ini – elevator dan smart city – dan mungkin kita bisa melanjutkannya,” katanya.
Pilihan Editor: LSM Indonesia Gugat Jepang karena Fukushima, Dubes Jelaskan Alasan Tak Datangi Pengadilan
NABIILA AZZAHRA A. | RIRI RAHAYU