TEMPO.CO, Jakarta - Korban tewas akibat penembakan di gedung konser Moskow meningkat menjadi sedikitnya 93 orang sementara 187 orang terluka pada Sabtu 23 Maret 2024. Laporan ini ketika pihak berwenang Rusia mengumumkan penangkapan dan rincian baru muncul mengenai serangan paling mematikan di wilayah ibu kota selama lebih dari satu dekade.
Kremlin mengatakan bahwa 11 orang telah ditahan sehubungan dengan serangan itu, termasuk empat orang yang diduga terlibat langsung.
Serangan dimulai sekitar jam 8 malam waktu setempat pada Jumat, ketika orang-orang bersenjata berkamuflase melepaskan tembakan di Balai Kota Crocus Moskow, tempat konser popular, hanya beberapa menit sebelum band rock veteran Picnic mulai tampil.
Video media sosial menunjukkan penonton konser yang berteriak-teriak bergegas melewati korban berlumuran darah yang tergeletak di lantai. Saat suara tembakan meledak, api meletus di lantai atas bangunan tersebut.
Komite Investigasi Rusia mengatakan bahwa para penyerang telah menggunakan senjata otomatis dan bahan peledak, dan membakar gedung konser dengan “cairan yang mudah terbakar” ketika orang-orang masih berada di dalam.
“Jumlah korban tewas masih akan bertambah,” tambahnya dalam sebuah pernyataan. Pejabat kesehatan sebelumnya mengatakan 60 orang yang terluka berada dalam kondisi kritis.
ISIS, melalui kantor berita afiliasinya, pada Jumat mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut. Pejabat keamanan AS mengatakan mereka yakin serangan itu dilakukan oleh cabang kelompok teroris yang dikenal sebagai Negara Islam di Khorasan, atau ISIS-K, yang aktif di Pakistan, Afghanistan, dan Iran.
Namun, Rusia nampaknya menyalahkan serangan terhadap Ukraina, meskipun ada klaim tanggung jawab dari ISIS.
FSB, badan intelijen dalam negeri Rusia, mengeluarkan pernyataan pada Sabtu bahwa para pelaku berencana melarikan diri ke Ukraina “dan memiliki kontak di pihak Ukraina,” menurut media pemerintah Rusia.
Kyiv membantah terlibat dan para pejabat Amerika mengklaim tidak ada bukti bahwa Ukraina berperan.
Alexei, seorang produser musik, hendak duduk di depan mengatakan mendengar “beberapa ledakan senapan mesin” dan “banyak jeritan”.
“Saya segera menyadari bahwa itu adalah tembakan otomatis dan memahami bahwa kemungkinan besar ini adalah yang terburuk: serangan teroris,” kata Alexei yang menolak menyebutkan nama lengkapnya.
Ketika orang-orang berlari menuju pintu keluar darurat, “terjadilah kerumunan yang mengerikan” dengan penonton konser yang saling menginjak untuk keluar, tambahnya.
Saksi lain, berbicara kepada kantor berita Reuters, juga menggambarkan teror dan kepanikan di dalam lokasi tersebut.
“Ketika penyerbuan dimulai. Semua orang lari ke eskalator,” kata mereka, menolak menyebutkan nama mereka. “Semua orang berteriak; semua orang berlari.”
Serangan tersebut, yang menyebabkan gedung konser terbakar dan atapnya runtuh, merupakan salah satu serangan terburuk di Rusia sejak pengepungan sekolah di Beslan pada 2004 yang menewaskan lebih dari 330 orang, setengahnya adalah anak-anak.
Jumlah korban tewas tampaknya akan meningkat, menurut laporan yang belum dikonfirmasi.
Para pejabat Rusia mengatakan keamanan telah diperketat di bandara, stasiun kereta api, dan sistem metro Moskow. Wali kota membatalkan semua pertemuan massal, sementara teater dan museum di wilayah tersebut, yang menampung lebih dari 21 juta orang, diperintahkan tutup pada akhir pekan. Wilayah Rusia lainnya juga memperketat keamanan.
Wali kota Moskow Sergei Sobyanin mengatakan serangan Jumat itu adalah “tragedi besar.” Presiden Vladimir Putin terus menerima informasi terkini mengenai situasi ini, menurut juru bicaranya Dmitry Peskov.
Putin juga mendoakan pemulihan yang cepat bagi mereka yang terluka, kantor berita negara TASS melaporkan pada Sabtu, mengutip Wakil Perdana Menteri Tatiana Golikova.
Rusia telah melaporkan beberapa insiden yang melibatkan ISIS bulan ini, dan pihak berwenang mengatakan mereka membunuh enam orang yang diduga anggota kelompok tersebut dalam baku tembak di Ingushetia di wilayah Kaukasus yang bergolak. FSB mengatakan pada 7 Maret bahwa mereka menggagalkan serangan kelompok ISIS-K, afiliasi ISIS di Afghanistan, di sinagoga Moskow.
Amerika Serikat juga telah memperingatkan akan meningkatnya ancaman. Beberapa jam setelah pengumuman FSB, Kedutaan Besar AS di Moskow mengeluarkan peringatan bahwa “ekstremis” mempunyai rencana untuk melakukan serangan di Moskow.
Pada Jumat malam, seorang pejabat AS mengatakan Washington memiliki informasi intelijen yang mengonfirmasi klaim ISIS bertanggung jawab atas serangan di Balai Kota Crocus.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan apa yang terjadi adalah “serangan teroris berdarah”. Penyelidik dari Komite Investigasi Rusia, yang menangani kejahatan besar, mengatakan mereka telah “membuka penyelidikan pidana berdasarkan pasal 205 KUHP [tindakan teroris]”.
Pilihan Editor: Rusia Tangkap Dua Pelaku Penembakan di Gedung Konser Moskow
REUTERS | AL JAZEERA | NYT