TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Australia dan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI (Kemendikbudristek) pada 21 Maret 2024 di Jakarta, meluncurkan program INOVASI (Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia) fase ketiga. Ini merupakan program kemitraan bidang pendidikan antara kedua negara.
Program INOVASI bernilai AUD 55 juta (Rp565 miliar) dan berlangsung selama empat tahun (2024-2027), bekerja sama dengan Pemerintah Indonesia untuk meningkatkan pembelajaran dan keterampilan dasar bagi seluruh siswa SD di Indonesia. Fase ketiga akan melanjutkan keberhasilan sebelumnya untuk memperkuat penguasaan keterampilan dasar literasi dan hitungan di kelas.
Baca juga:
Penjabat Minister Counsellor for Governance and Human Development dari Kedutaan Besar Australia di Jakarta, Hannah Derwent mengatakan Australia telah lama bermitra dengan Indonesia di sektor pendidikan dasar. Pihaknya memuji komitmen Pemerintah Indonesia dalam menerapkan kebijakan dan praktik pendidikan dasar yang inklusif untuk keterampilan dasar.
“Indonesia telah mencapai kemajuan yang luar biasa selama beberapa dekade terakhir dalam meningkatkan akses terhadap pendidikan dasar dan menengah, dan saat ini tujuan kami adalah menyediakan kesempatan pembelajaran yang lebih berkualitas bagi seluruh pelajar melalui Merdeka Belajar,” ujar Anindito Aditomo, Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan di Kemendikbudristek.
Menurut Anindito, dengan dukungan dari program INOVASI, maka pengajar, kepala sekolah, dan pemangku kepentingan lainnya di tingkat kabupaten dapat lebih memahami dan melaksanakan kebijakan Merdeka Belajar untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Sedangkan Rohmat Mulyana Sapdi, Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam di Kementerian Agama, memuji program INOVASI karena memprioritaskan praktik inklusi di madrasah dan sekolah-sekolah seluruh Indonesia. Kementerian Agama RI menyambut baik dukungan INOVASI yang berkelanjutan terhadap upaya Kementerian Agama dalam memperkuat praktik pengajaran dan kepemimpinan yang inklusif. Itu artinya, kedua negara dapat bersama-sama memperluas pendekatan dan meningkatkan keterampilan dasar seluruh siswa SD dan madrasah, termasuk anak-anak penyandang disabilitas.
Pilihan editor: Australia Perketat Aturan Visa Pelajar, Ini Ketentuan Barunya
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini