TEMPO.CO, Jakarta - Kanada belum menyetujui izin ekspor senjata baru ke Israel sejak 8 Januari 2024. Menurut Menteri Luar Negeri Melanie Joly, pembekuan ini akan berlanjut sampai Kanada dapat memastikan senjata tersebut digunakan dengan benar.
Izin ekspor yang disetujui sebelum 8 Januari tetap berlaku, katanya dalam pernyataan email.
Kelangsungan hidup politik pemerintahan minoritas Liberal bergantung pada dukungan dari Partai Demokrat Baru yang berhaluan kiri, yang menekan untuk mengambil sikap yang lebih tegas terhadap Israel terkait konflik Gaza.
“Kanada memiliki salah satu rezim izin ekspor yang paling ketat di dunia. Tidak ada izin terbuka untuk ekspor barang-barang mematikan ke Israel,” kata Joly.
“Sejak 8 Januari, pemerintah belum menyetujui izin ekspor senjata baru ke Israel dan hal ini akan terus berlanjut sampai kami dapat memastikan kepatuhan penuh terhadap rezim ekspor kami.”
Undang-undang Kanada melarang ekspor senjata jika senjata tersebut dapat digunakan dalam "pelanggaran serius terhadap hukum kemanusiaan internasional" atau "tindakan kekerasan serius terhadap perempuan dan anak".
Parlemen Kanada mengeluarkan mosi tidak mengikat pada hari Senin mengenai konflik Gaza. Parlemen meminta pemerintah untuk “menghentikan otorisasi lebih lanjut dan transfer ekspor senjata ke Israel”.
Kanada, pemasok kecil senjata ke Israel, pekan lalu mengatakan pihaknya telah menghentikan ekspor senjata tidak mematikan sejak Januari karena situasi yang berkembang pesat di lapangan.
Awal bulan ini aktivis pro-Palestina dan hak asasi manusia mengajukan gugatan untuk menghentikan Kanada mengizinkan ekspor barang dan teknologi militer ke Israel.
Sejak serangan mematikan Hamas pada 7 Oktober, Kanada telah mengesahkan izin baru senilai setidaknya C$ 28,5 juta (US$ 21 juta), lebih besar dari nilai izin yang diizinkan pada tahun sebelumnya.
REUTERS
Pilihan editor: Lagi, Kapal Berbendera Korea Selatan yang Bawa ABK WNI Tenggelam