TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Administrasi Penerbangan Amerika Serikat (FAA) Mike Whitaker menuntut Boeing agar meningkatkan keamanan dan kualitas sebelum memperbanyak produksi pesawat Boeing 737 MAX. Boeing adalah produsen pembuat pesawat terbang terbesar dari Amerika Serikat.
Sebelumnya pada Januari 2024, FAA mengambil keputusan dengan menyatakan Boeing tidak boleh menambah produksi pesawat tipe 737 MAX buntut dari pendaratan darurat pesawat jenis itu yang dialami maskapai Alaska Airlines.
Dalam wawancara dengan Reuters pada Selasa, 19 Maret 2024, Whitaker mengatakan pihaknya belum memulai diskusi dengan Boeing perihal penambahan produksi 737 MAX. FAA hanya akan memberi izin menaikkan kapasitas produksi keitka Boeing sudah menjalankan sistem keamanan kualitas.
"Kami ingin Boeing bertanggung jawab dan sepenuhnya berniat menggunannya (tanggung jawab)," kata Whitaker. Boeing belum berkomentar perihal ini.
Menurut Whitaker, Boeing diperkenankan memproduksi pesawat 737 sebanyak 38 unit perbulan. Produksi yang berlaku saat ini, lebih rendah dari jumlah tersebut. Whitaker tidak memberikan keterangan lebih detail.
Kepala Keuangan Boeing Brian West pada bulan lalu mengatakan semester pertama 2024 produksi Boeing 737 MAX akan kurang dari 38 unit per bulan. Namun pada semester kedua 2024, pihaknya memproyeksi akan tembus 38 unit per bulan, tergantung arahan dari FAA. Menjawab hal itu, Whitaker mengatakan ketika Boeing ingin mendorong kapasitas produksi 737 MAX, maka itu akan tergantung pada seberapa efektif perusahaan itu bisa menerapkan segala perubahan di bidang keamanannya dan meningkatkan kualitas ke yang seharusnya.
Kementerian Kehakiman Amerika Serikat sudah menjalankan upaya pembuktian pada ledakan panel kabin 737 MAX 9 di udara pada pada pertengahan Januari 2024. Sedangkan pada 28 Februari 2024, Whitaker mengatakan Boeing harus mengembangkan sebuah rencana yang komprehensif dalam tempo 90 hari untuk mengatasi masalah sistem quality-control dan mencetak tonggak sejarah.
"Ini adalah sebuah perjalanan usaha yang membutuhkan waktu untuk mengubah apa yang sudah ada. Boeing tentu saja mempunya kemampuan untuk melakukan hal itu," kata Whitaker.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Cina Bangun Pangkalan Militer Besar-besaran di Laut Cina Selatan Dekat Taiwan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini