Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ketua MER-C Ungkap Tantangan Kirim Tim Medis ke Gaza

image-gnews
Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Faried Thalib dan Sarbini Abdul Murad saat konferensi pers di kantor MER-C Indonesia, Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKetua Presidium Lembaga Medis dan Kemanusiaan (MER-C) Sarbini Abdul Murad mengungkap tantangan mengirim tim medis ke Gaza, Palestina di tengah serangan dan blokade ketat Israel.

Tim beranggotakan 11 orang itu berhasil tiba di Gaza pada Senin, 18 Maret 2024, dengan kerja sama Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk bisa masuk dari Kairo, Mesir.

Sebelum bekerja sama dalam mengirimkan tim medis, WHO melibatkan MER-C dalam beberapa pelatihan Emergency Medical Team (EMT) atau tim kegawatdaruratan medis di Jakarta. “Itu awal pertemuan kita dengan WHO,” kata Sarbini kepada Tempo usai konferensi pers di Jakarta Pusat pada Selasa, 19 Maret 2024.

Pertemuan tersebut berujung pada ide berangkat bersama ke Gaza, setelah MER-C bercerita kepada pihak WHO bahwa mereka mempunyai misi medis di Gaza dan pernah membangun rumah sakit di sana. Rumah sakit yang dimaksud adalah Rumah Sakit Indonesia (RSI) di Beit Lahia, Gaza utara, yang dibangun dengan donasi dari masyarakat Indonesia.

WHO kemudian melibatkan MER-C dalam upaya berangkat ke Gaza, kata Sarbini. Keberangkatan mereka dibarengi oleh perwakilan negara-negara lain seperti Malaysia, Norwegia dan Jerman. “Awalnya kita tidak dilibatkan, baru dua bulan terakhir dilibatkan oleh WHO,” ujarnya.

Meski baru berhasil mengirimkan tim medis hingga mencapai Gaza, Sarbini mengatakan MER-C telah berupaya melakukan hal itu sejak awal serangan Israel di Gaza pada Oktober 2023. Dengan bantuan WHO sebagai badan internasional, dia menduga koordinasi dengan pihak Israel untuk memasuki Gaza lebih mudah.

MER-C pun mengatakan telah berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dalam hal ini. “Selalu kita koordinasi dengan Kementerian Luar Negeri,” katanya kepada wartawan saat konferensi pers.

Kepada Tempo, ia mengungkap bagian paling sulit dalam mengupayakan tim medis mencapai Gaza adalah aspek diplomasi. “Diplomasi aja sebenarnya, izin dari Israel itu. Indonesia tidak ada hubungan diplomatik (dengan Israel),” katanya.

Tim medis MER-C mesti menunggu satu bulan dalam transit di Kairo untuk mendapat izin memasuki Gaza. Hal itu dikarenakan Israel membatasi akses masuk, sehingga yang ingin menyeberang harus melalui proses verifikasi ketat. Dengan bantuan WHO, MER-C berhasil melantas proses itu.

Meski demikian, Sarbini mengaku pihak MER-C tidak tahu-menahu soal pelobian yang dilakukan untuk mengegolkan upaya masuknya tim medis ke Gaza, termasuk apakah harus bekerja sama dengan pihak Israel. 

Perihal kerja sama dengan Israel sempat marak dibicarakan, ketika media Jewish Insider menerbitkan artikel pada awal Maret yang mengklaim pemerintah Indonesia melobi pihak Israel untuk upaya evakuasi WNI dari Gaza. 

Media asing itu juga menulis bahwa saluran kerja sama tersebut “membiarkan pintu terbuka” bagi kemungkinan normalisasi hubungan Israel-Indonesia yang kata mereka sempat tertunda.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pihak MER-C mengaku tidak banyak tahu soal hal itu, meski tidak menepis kemungkinan apa pun. “Mungkin iya,” kata Sarbini, menjawab apakah upaya evakuasi tahun lalu melibatkan pelobian dengan Israel. Dia menambahkan bahwa tidak mungkin orang-orang keluar dan masuk Gaza tanpa izin Israel. “Jadi itu namanya terpaksa tektokan.”

Mereka yang ingin keluar dari Gaza di tengah pertempuran yang sedang berlangsung harus tercantum namanya terlebih dahulu dalam sebuah daftar. Tidak terkecuali delapan dari sepuluh orang WNI yang menetap di Gaza dan dievakuasi pemerintah tahun lalu.

Sepengetahuan Sarbini, daftar tersebut harus diketahui oleh pihak Mesir, Palestina, dan Israel. Kementerian Luar Negeri, ketika membantah klaim pemerintah bekerja sama dengan Israel dengan mengirimkan daftar nama WNI, mengatakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menggunakan kedekatannya dengan Menlu Qatar dan Mesir untuk mengevakuasi WNI.

Mewakili MER-C, Sarbini ogah berkomentar tentang hal itu. “Yang penting kan relawan selamat. Kita yakin bahwa Indonesia tidak ada upaya untuk berhubungan diplomatik,” ujarnya.

Di Gaza, tim medis MER-C terdiri dari dua orang spesialis bedah dan delapan perawat yang ahli di bidang anestesi hingga bedah. Satu dari 11 orang tersebut bertugas menangani masalah logistik.

Mereka berangkat dari Indonesia ke Mesir secara bertahap sekitar dua hingga tiga pekan lalu, kata Sarbini – antara akhir Februari hingga awal Maret. Menanti izin dari Israel untuk menyeberang ke Gaza, para petugas medis menunggu dalam rentang waktu bervariasi, dari satu hingga tiga minggu di sebuah tempat tinggal sewa di Kairo. Bahkan, seorang petugas medis sempat pulang ke Indonesia dari Mesir karena masa berlaku visanya habis.

Kedatangan tim medis di Gaza disambut oleh pejabat Kementerian Kesehatan Gaza beserta dua orang relawan nonmedis MER-C yang ada di Gaza, yaitu Fikri Rofiul Haq dan Reza Aldilla Kurniawan.

Sesuai arahan WHO dan Kementerian Kesehatan Gaza, mereka akan bertugas menangani krisis rumah sakit di Gaza selatan selama minimal dua pekan hingga satu bulan dengan sistem bergantian. Menetap di Rafah, menurut Sarbini mereka tidak diberi izin untuk masuk ke Gaza tengah maupun utara, yang sedang diserang habis-habisan oleh Israel.

Dengan masuknya 11 tenaga medis, maka total relawan MER-C yang berada di Gaza saat ini naik menjadi 13 orang.

 

Pilihan Editor: Bantuan Kemanusiaan yang Dikirim lewat Laut Tiba di Utara Gaza

Iklan

Berita Selanjutnya



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

6 jam lalu

Orang-orang menghadiri upacara pemakaman korban serangan ISIS di Kerman, Iran, 5 Januari 2024. Iran's Presidency/WANA (West Asia News Agency)/Handout via REUTERS
5 Sumber Kekayaan Negara Iran, Ada Gas Alam Hingga Saffron

Iran dikenal memiliki sumber daya alam dan potensi kekayaan yang tinggi. Termasuk saffron, apakah itu?


Klaim Keputusan ICC Tak Akan Pengaruhi Israel, Netanyahu: Tapi Preseden Berbahaya

6 jam lalu

Joe Biden dan Benjamin Netanyahu. REUTERS
Klaim Keputusan ICC Tak Akan Pengaruhi Israel, Netanyahu: Tapi Preseden Berbahaya

Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan keputusan apa pun yang dikeluarkan oleh ICC tidak akan pengaruhi Israel


Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

7 jam lalu

Asap mengepul setelah serangan Israel, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza, 22 April 2024. REUTERS/Mahdy Zourob
Kepala Intelijen Mesir Pimpin Delegasi ke Israel, Khawatir Serangan Darat ke Rafah

Rencana serangan Israel ke Kota Rafah di Gaza yang berbatasan dengan Mesir dapat menimbulkan bencana bagi stabilitas regional


Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

8 jam lalu

Mahasiswa pro-Palestina mengambil bagian dalam protes mendukung Palestina di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza, di Universitas Columbia di New York City, AS, 12 Oktober 2023. REUTERS/Jeenah Moon
Top 3 Dunia: Ditipu Elon Musk Palsu Hingga Judi Online Kejahatan Transnasional

Berita Top 3 Dunia pada Jumat 26 April 2024 diawali oleh kabar seorang wanita di Korea Selatan ditipu oleh orang yang mengaku sebagai Elon Musk


PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

9 jam lalu

Anak-anak Palestina bermain di tengah reruntuhan taman yang hancur akibat serangan militer Israel, saat Idul Fitri, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Gaza 11 April 2024. REUTERS/Mahmoud Issa
PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB


Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

15 jam lalu

Kendaraan Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben Gvir terlibat dalam kecelakaan di Ramle pada 26 April 2024. (Screencapture/X)
Terobos Lampu Merah, Menteri Ekstremis Israel Ben-Gvir Kecelakaan

Mobil Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir terbalik dalam kecelakaan mobil karena menerobos lampu merah


Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

17 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Demo Mahasiswa Amerika: Stop Investasi Kampus di Israel

Demo Mahasiswa Universitas Columbia menuntut pembebasan Palestina, gencatan senjata di Gaza, dan penghentian kerja sama dengan Israel


Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

18 jam lalu

Para pengunjuk rasa duduk di perkemahan saat mereka memprotes solidaritas dengan penyelenggara Pro-Palestina di kampus Universitas Columbia, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di New York City, AS, 19 April 2024. REUTERS/Caitlin Ochs
Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza


Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

20 jam lalu

Orang-orang bekerja untuk memindahkan jenazah warga Palestina yang terbunuh selama serangan militer Israel dan dimakamkan di rumah sakit Nasser, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Khan Younis di selatan Jalur Gaza, 21 April 2024. REUTERS/  Ramadhan Abed
Eks Ketua HRW: Israel Halangi Penyelidikan Internasional terhadap Kuburan Massal di Gaza

Pemblokiran Israel terhadap penyelidik internasional memasuki Jalur Gaza menghambat penyelidikan independen atas kuburan massal yang baru ditemukan


Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

22 jam lalu

Bayi perempuan Palestina, berhasil diselamatkan dari rahim ibunya Sabreen Al-Sheikh yang terbunuh dalam serangan Israel bersama suaminya Shokri dan putrinya Malak, terbaring di inkubator di rumah sakit Al-Emirati di Rafah di Jalur Gaza selatan 21 April 2024. Bayi tersebut ditempatkan di inkubator di rumah sakit Rafah bersama bayi lainnya. REUTERS/Mohammed Salem
Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.