TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Israel Isaac Herzog pada Minggu, 10 Maret 2024, menghadiri acara pembukaan Museum Nasional Holocaust di Kota Amsterdam, Belanda. Acara peresmian tetap dilakukan meski harus menghadapi unjuk rasa menolak tindakan Israel yang membunuh puluhan ribu warga Palestina di Gaza.
Pihak Museum Nasional Holocaust mengatakan sudah melayangkan undangan ke Presiden Herzog sebelum meletus serangan 7 Oktober 2023. Serangan itu sekarang telah membuat Gaza remuk berkeping-keping. Dijelaskan pula oleh pihak museum kehadiran Presiden Herzog adalah sebagai representatif umat Yahudi di Belanda yang selamat dari pembantaian Holocaust lalu beremigrasi ke Israel.
“Kami sangat waswas terkait acara pembukaan Museum Nasional Holocaust di Belanda, di mana Presiden Herzog dijadwalkan datang,” kata Erev Rav dari Organisasi Dutch Jewish anti-zionist, yang mengorganisir aksi protes bersama komunitas Palestina di Belanda dan sosialist internasional.
Dia mengakui merasa terhormat bahwa para korban Holocaust mendapat ‘tempat’, namun saat yang sama dia tak bisa mendukung Israel dalam perang Gaza yang masih berlanjut.
Sebelumnya pada akhir pekan lalu, Nicaragua mengikuti jejak Afrika Selatan dengan mengajukan gugatan ke Mahkamah Internasional melawan Israel atas tuduhan melakukan genosida pada rakyat Palestina.
Beberapa ucapan Presiden Herzog dicantumkan oleh Afrika Selatan dalam gugatannya ke Mahkamah Internasional. Herzog pernah mengatakan bukan hanya anggota Hamas, namun keseluruhan bangsa bertanggung jawab atas serangan 7 Oktober 2023.
“Israel akan bertempur hingga kami mematahkan tulang-tulang mereka,” kata Herzog. Sampai Sabtu, 9 Maret 2024, Tel Aviv belum mau berkomentar perihal ini.
Jerman membunuh sekitar enam juta pemeluk Yahudi dalam Perang Dunia II. Lalu Israel berdiri pada 1948 sebagai wilayah aman bagi umat Yahudi.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Samakan Serangan Israel dengan Holokaus, Presiden Brasil Kena Persona Non-Grata
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini