Siapa Saja Penumpang di Pesawat?
Pesawat tersebut membawa 227 penumpang, termasuk lima anak kecil, serta 12 awak. Sebagian besar penumpang berasal dari Cina, namun ada pula yang berasal dari negara lain, antara lain Amerika Serikat, Indonesia, Prancis, dan Rusia.
Para penumpangnya termasuk dua pemuda Iran yang menggunakan paspor curian untuk mencari kehidupan baru di Eropa; sekelompok seniman kaligrafi Cina yang kembali dari pameran karyanya; 20 karyawan perusahaan teknologi AS Freescale Semiconductor; pemeran pengganti untuk aktor Jet Li; keluarga dengan anak kecil; dan pasangan Malaysia yang sedang berbulan madu yang telah lama tertunda. Banyak keluarga kehilangan banyak anggota dalam tragedi tersebut.
Apa Saja yang Sudah Dilakukan untuk Mencari Pesawat?
Puluhan kapal dan pesawat dari berbagai negara memulai pencarian antara Malaysia dan Vietnam di Laut Cina Selatan, sebelum berpindah ke Laut Andaman dan Samudera Hindia.
Australia, bersama Malaysia dan Cina, kemudian memimpin pencarian bawah air terbesar dan termahal yang pernah dilakukan, mencakup sekitar 120.000 kilometer persegi (46.000 mil persegi) dasar laut di lepas pantai Australia bagian barat, menggunakan pesawat terbang, kapal yang dilengkapi peralatan untuk menangkap sinyal sonar, dan kapal selam robot.
Kapal pencari mendeteksi sinyal ultrasonik yang mungkin berasal dari kotak hitam pesawat dan bangkai kapal yang diyakini merupakan kapal dagang abad ke-19, tetapi tidak pernah menemukan pesawat tersebut. Pada bulan Juli 2015, sebuah fragmen yang kemudian dikonfirmasi sebagai flaperon dari Penerbangan 370 ditemukan di Pulau Reunion Prancis di bagian barat Samudera Hindia, bukti kuat pertama bahwa MH370 mengakhiri penerbangannya di Samudera Hindia. Beberapa puing lainnya kemudian ditemukan terdampar di pantai timur Afrika. Pencarian dihentikan pada Januari 2017.
Perusahaan robot kelautan AS, Ocean Infinity, memulai pencarian pada bulan Januari 2018 berdasarkan kontrak bahwa jika tidak ditemukan maka pemerintah Malaysia tidak perlu membayarnya. Fokus pencarian di wilayah utara yang diidentifikasi berdasarkan studi aliran puing. Tapi itu berakhir beberapa bulan kemudian tanpa hasil.
Mengapa Bangkai Pesawat Sangat Sulit Ditemukan?
Salah satu alasan mengapa pencarian ekstensif gagal menemukan petunjuk adalah karena tidak ada yang tahu persis di mana mencarinya. Samudera Hindia merupakan samudra terluas ketiga di dunia, dan pencarian dilakukan di wilayah yang sulit, dimana para pencari menghadapi cuaca buruk dan kedalaman rata-rata sekitar 4 kilometer.
Bukan hal yang lazim jika pesawat menghilang di laut dalam, namun jika hilang, sisa-sisa pesawat akan sangat sulit ditemukan. Selama 50 tahun terakhir, puluhan pesawat telah hilang, menurut Aviation Safety Network.
PBS.ORG
Pilihan editor: Afrika Selatan Desak ICJ Perintahkan Gencatan Senjata, Gaza Dilanda Kelaparan