Menurut dia, kedua pihak perlu mengoptimalkan beberapa kerangka kerja sama seperti ASEAN-Australia-New Zealand Free Trade Area serta ASEAN Outlook on the Indo-Pacific.
Secara khusus, Jokowi mengapresiasi kehadiran Perdana Menteri Australia Anthony Albanese dalam ASEAN Indo-Pacific Forum (AIPF) di sela-sela KTT ASEAN di Jakarta tahun lalu, dan mendorong agar komitmen senilai 28,1 miliar dolar AS (hampir Rp442 triliun) yang diumumkan Australia dalam forum kerja sama tersebut bisa segera direalisasikan.
Selain itu, Jokowi turut menyoroti pentingnya investasi dan dukungan Australia di ASEAN dalam menghadapi perubahan iklim serta kerja sama dalam bidang ekonomi digital.
Menurut dia, dukungan Australia sangat diperlukan khususnya dalam bentuk investasi, kemudahan akses pembiayaan inovatif, serta transfer teknologi.
"Saya juga mendorong pelaku bisnis Australia untuk dukung pembangunan EV ecosystem ASEAN seperti perusahaan nikel Australia Nickel Industries yang telah berinvestasi di Morowali, Sulawesi. Indonesia menentang kampanye hitam dan diskriminatif yang menggunakan dalih lingkungan hidup yang tidak berdasarkan bukti-bukti saintifik,” ujar dia.
Terkait kerja sama transformasi digital, Jokowi mengapresiasi dimulainya perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement pada tahun lalu. Ia pun berharap Australia dapat memberikan dukungan melalui pengembangan kemampuan dan pengetahuan, serta kemitraan publik dan privat yang kuat.