TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan dokter muda di Korea Selatan masih lanjut mogok massal per Jumat, 1 Maret 2024, bahkan setelah pemerintah menetapkan tenggat waktu untuk mereka kembali bekerja pada 29 Februari 2024 atau menghadapi risiko hukuman.
Sebelumnya, pemerintah telah memperingatkan mereka dapat mengambil jalur hukum melawan para dokter di Korea Selatan yang mogok kerja. Tindakan yang dimaksud mencakup penuntutan, penangkapan hingga pencabutan lisensi kedokteran.
Hampir 10 ribu calon dokter di seluruh negeri telah berhenti bekerja sebagai bentuk protes atas keputusan pemerintah untuk menambah kuota mahasiswa fakultas kedokteran sebanyak 2.000 kursi mulai 2025. Pemerintah mengatakan langkah itu dilakukan sebagai respons terhadap fenomena kekurangan dokter. Kuota saat ini adalah 3.058 orang.
Sejauh ini, 294 dari sekitar 9.076 dokter yang melakukan protes telah kembali bekerja. Namun tampaknya tidak ada tanda-tanda mereka akan mengakhiri aksi mogok tersebut, kata pejabat kementerian kesehatan dan rumah sakit.
Dokter di Korea Selatan mogok kerja itu menciptakan kondisi genting. Rumah sakit terpaksa menolak pasien dan pengobatan kanker.
Bagaimana kronologi pemogokan massal ribuan dokter muda di Korea Selatan?