Rencana Pemerintah Naikkan Kuota Kedokteran
Asosiasi dokter di Korea Selatan berjanji pada 6 Februari lalu akan melakukan pemogokan massal jika pemerintah “secara sepihak” mendorong peningkatan kuota pendaftaran sekolah kedokteran.
Hari itu, Kementerian Kesehatan diperkirakan akan mengumumkan rencana untuk meningkatkan jumlah mahasiswa kedokteran hingga sekitar 2.000 mulai 2025, sebagai upaya untuk mengatasi kekurangan dokter di daerah pedesaan dan bidang layanan kesehatan penting.
Pengumuman itu bakal menandakan kenaikan kuota mahasiswa kedokteran pertama dalam hampir 20 tahun. Kuota saat ini yaitu 3.058 orang telah ditetapkan pada 2006 silam.
Para dokter mengatakan kenaikan kuota akan membahayakan kualitas pendidikan dan layanan kedokteran, dan pemerintah harus mencari cara lain untuk mengalokasikan dokter dengan lebih baik dan meningkatkan kompensasi.
“Jika pemerintah secara sepihak meneruskan rencana tersebut, kami akan merilis hasil survei yang kami lakukan pada bulan Desember mengenai pemogokan dan memulai proses untuk melakukan pemogokan umum,” kata Lee Pil-soo, kepala Asosiasi Medis Korea (KMA) pada konferensi pers darurat hari itu.
Ratusan Dokter Turun ke Jalan
Ratusan dokter akhirnya turun ke jalan di berbagai wilayah Korea Selatan pada 15 Februari 2024 untuk memprotes keputusan pemerintah yang menaikkan kuota tahunan penerimaan sekolah kedokteran.
Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan mengumumkan keputusan itu pekan sebelumnya, untuk meningkatkan kuota masuk sekolah kedokteran sebanyak 2.000 kursi hingga menjadi 5.058 mulai 2025.
Rencana tersebut bertujuan untuk menambah hingga 10 ribu dokter pada 2035 demi mengatasi populasi penuaan yang cepat di Korea Selatan. Para pejabat mengatakan Korea Selatan memiliki 2,1 dokter per 1.000 orang – jauh di bawah rata-rata 3,7 di negara-negara Organisasi untuk Kerjasama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).
Para dokter yang protes lantas membantah hal tersebut. Menurut salah satu dokter yang ikut unjuk rasa, peningkatan kuota bukanlah solusi.
“Kekurangan dokter di bidang medis penting harus diatasi bukan dengan meningkatkan jumlah dokter, namun dengan meningkatkan manfaat asuransi dan membina lingkungan di mana dokter di bidang tersebut dapat memiliki rasa tanggung jawab dan kebanggaan,” kata Kim Jong-soo selaku kepala Korean Medical Association (KMA) cabang Jeolla Utara, dikutip Yonhap News Agency.