Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan pada Kamis bahwa pembantaian tersebut memerlukan penyelidikan independen yang efektif.
Berbicara di Saint Vincent dan Grenadines menjelang pertemuan puncak regional, Guterres mengatakan dia “terkejut” dengan episode terbaru serangan Israel di Gaza.
Guterres mengatakan memburuknya perpecahan geopolitik telah “mengubah hak veto menjadi instrumen yang efektif untuk melumpuhkan tindakan Dewan Keamanan.”
“Saya sangat yakin bahwa kita memerlukan gencatan senjata kemanusiaan dan kita memerlukan pembebasan sandera tanpa syarat dan segera serta kita harus memiliki Dewan Keamanan yang mampu mencapai tujuan ini,” kata Guterres.
Prancis juga menginginkan penyelidikan independen, kata Menteri Luar Negeri Stephane Sejourne pada Jumat 1 Maret 2024. “Kami akan meminta penjelasan, dan harus ada penyelidikan independen untuk mengetahui apa yang terjadi,” kata Sejourne kepada penyiar France Inter.
Menteri Luar Negeri Jerman Annalena Baerbock mengatakan Israel “harus menyelidiki sepenuhnya bagaimana kepanikan massal dan penembakan bisa terjadi.”
Gedung Putih mengatakan pada Kamis bahwa insiden di Kota Gaza “sangat mengkhawatirkan,” ketika Israel membagikan rekaman drone yang menunjukkan upaya pasukannya untuk membubarkan massa, dan menyangkal tanggung jawab atas kematian massal tersebut di tengah kritik internasional terhadap serangannya di Gaza.
Kekerasan tersebut dengan cepat dikutuk oleh negara-negara Arab. Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengadakan pembicaraan mengenai insiden tersebut dengan para pemimpin Mesir dan Qatar, serta tentang cara-cara untuk menjamin pembebasan sekitar 130 sandera yang ditahan oleh Hamas sejak 7 Oktober dan gencatan senjata enam minggu dalam perang tersebut.
Baik Gedung Putih maupun Departemen Luar Negeri menyatakan kengerian atas apa yang terjadi dan mengindikasikan bahwa mereka akan menuntut jawaban dari Israel.
“Peristiwa terbaru ini perlu diselidiki secara menyeluruh,” kata juru bicara Gedung Putih Olivia Dalton kepada wartawan di Air Force One. “Peristiwa ini menggarisbawahi perlunya… memperluas bantuan kemanusiaan untuk mencapai Gaza.”