TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Rusia menjatuhkan hukuman penjara selama 3,5 tahun kepada Nikita Zhuravel karena membakar salinan Al Quran di depan umum. Kasus Nikita Zhuravel sempat menarik perhatian internasional tahun lalu ketika pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov menerbitkan sebuah video ketika putranya, Adam, terlihat memukuli dan menendang terdakwa. Zhuravel dipukuli saat ia berada di penjara menunggu persidangan.
Outlet media Rusia SOTA Vision menerbitkan video yang menunjukkan Zhuravel berdiri di ruang sidang berjeruji putih untuk mendengarkan hukuman. Dia lalu diberitahu oleh seorang reporter untuk meminta maaf.
Zhuravel pun menjawab, "Saya meminta pengampunan dari semua Muslim karena menghina perasaan keagamaan mereka dengan tindakan saya."
Pria berusia 20 tahun ini ditahan pada Mei 2023 berdasarkan undang-undang yang melarang menyinggung perasaan umat beragama. Ia ditahan setelah membakar salinan Al Quran di luar masjid di kota Volgograd, Rusia, 800 kilometer dari Grozny.
Penyelidik Rusia memindahkan kasusnya ke Chechnya. Komite Investigasi yang menangani kejahatan berat mengatakan pemindahan kasus itu terjadi karena mereka menerima banyak pesan dari warga Chechnya yang meminta untuk ditetapkan sebagai pihak yang dirugikan.
Baca juga:
Chechnya memiliki populasi Muslim yang sangat besar yang dipimpin oleh Ramzan Kadyrov. Ia menggambarkan dirinya sebagai pembela agama Islam yang paling terkemuka di Rusia.
Kantor berita negara TASS melaporkan bahwa Zhuravel mengaku bersalah atas tuduhan tersebut. Ia berulang kali meminta maaf di pengadilan dan mengatakan dia tidak memikirkan konsekuensi tindakannya. Komite Investigasi mengatakan bahwa dia dibayar untuk membakar Al Quran oleh intelijen Ukraina.
REUTERS
Pilihan editor: Pasukan Israel Halangi Konvoi Evakuasi Medis dan Telanjangi Paramedis