TEMPO.CO, Jakarta - Badan kebebasan informasi Meksiko Instituto Nacional de Transparencia (INAI) mengumumkan dimulainya penyelidikan terhadap Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador setelah dia membocorkan nomor telepon seorang jurnalis New York Times. Penyelidikan dilakukan atas dugaan hubungan antara sekutu Lopez Obrador dengan kartel-kartel narkoba.
Menurut pernyataan INAI pada Kamis, 22 Februari 2024, pembocoran nomor telepon jurnalis itu terjadi pada konferensi pers harian presiden. Dalam acara tersebut, presiden merujuk pada penyelidikan surat kabar internasional tersebut dan membacakan, di depan semua orang, nomor telepon koresponden. New York Times pun mengkritik langkah Lopez Obrador di media sosial.
“Ini adalah taktik yang meresahkan dan tidak dapat diterima dari seorang pemimpin dunia pada saat ancaman terhadap jurnalis sedang meningkat,” tulis outlet media tersebut dalam sebuah cuitan di X.
Setelah insiden tersebut, New York Times menerbitkan penyelidikan mereka yang mengungkapkan bahwa aparat penegak hukum Amerika Serikat menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk menyelidiki tuduhan bahwa sekutu Lopez Obrador bertemu dan mengambil jutaan dolar dari kartel narkoba setelah ia menduduki jabatan pada 2018.
Menurut pengawas media Reporters Without Borders (RSF), Meksiko merupakan salah satu negara paling berbahaya di dunia bagi jurnalis di luar zona perang aktif. Selama bertahun-tahun mereka telah mendokumentasikan bukti penculikan, penyerangan, dan penangkapan pekerja media ketika para jurnalis meliput kelompok kriminal dan korupsi yang tersebar luas di negara tersebut.
Organisasi kebebasan berpendapat internasional Article 19 telah mendokumentasikan 163 pembunuhan jurnalis di Meksiko sejak tahun 2000. Pada Januari 2024, terjadi pencurian data pribadi ratusan jurnalis di Meksiko, termasuk alamat dan salinan kartu identitas pemilih dan paspor. Hal itu menimbulkan kekhawatiran baru mengenai keamanan pekerja media di Meksiko.
REUTERS
Pilihan editor: Kementerian Kehakiman Amerika Serikat Utus Pejabat Spesialis Kecerdasan Buatan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini