TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 9.000 dokter residen di sejumlah rumah sakit di Korea Selatan melakukan mogok kerja. Aksi ini dipicu rencana pemerintah menerima lebih banyak mahasiswa di sekolah kedokteran.
Otoritas Kesehatan Korea Selatan menyatakan, ribuan residen dokter di sejumlah rumah sakit terbesar di Korea Selatan melakukan aksi mogok sejak Senin hingga hari ini Kamis 22 Februari 2024. Akibatnya, perawatan pasien terganggu.
Protes para dokter residen tersebut telah memicu pembatalan operasi dan perawatan medis lainnya seperti terapi kanker. Beberapa rumah sakit terbesar di negara tersebut bahkan menolak pasien yang mencari perawatan darurat.
Pemerintah Korea Selatan berniat meningkatkan penerimaan mahasiswa baru di sekolah kedokteran yang semula berjumlah tiga ribu orang menjadi lima ribu orang mulai tahun depan dan akan diperbanyak lagi menjadi 10 ribu mahasiswa pada 2035.
Pemerintah mengatakan peningkatan ini dimaksudkan untuk mengisi kekurangan 15.000 dokter, yang diperburuk oleh populasi cepat menua di negara tersebut, yang diperkirakan terjadi pada 2035.
Rencana tersebut juga akan meningkatkan investasi dan menaikkan gaji para dokter di wilayah regional dan pedesaan untuk mempertahankan layanan kesehatan penting di sana.
Namun, mahasiswa kedokteran dan juga para dokter yang mengikuti aksi protes ini menyatakan, Korea Selatan sudah memiliki cukup dokter. Menurut mereka, seharusnya pemerintah meningkatkan pendapatan dan kondisi kerja sebelum memutuskan merekrut lebih banyak mahasiswa.
Dokter residen biasanya bekerja 80 hingga 100 jam, lima hari seminggu, atau hingga 20 jam sehari, kondisi yang menurut mereka perlu diatasi dengan mempekerjakan lebih banyak staf senior, dan tidak menambah jumlah dokter residen maupun mahasiswa kedokteran.
Rata-rata, dokter spesialis di Korea Selatan merupakan salah satu dokter spesialis dengan bayaran tertinggi di antara negara-negara maju, dengan pendapatan tahunan rata-rata sebesar US$192.749 pada 2020, menurut data OECD.
Namun, dokter umum dibayar lebih rendah.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, terdapat disparitas pendapatan dokter spesialis yang signifikan tergantung pada bidangnya.
Dokter anak merupakan dokter dengan bayaran paling rendah, dengan penghasilan 57 persen lebih rendah dari rata-rata keseluruhan. Sementara dokter bedah plastik dan dokter kulit di praktik swasta biasanya dibayar lebih baik.
Pilihan Editor: Hampir 8.000 Dokter Magang di Korea Selatan Mogok Kerja, Mengapa?
ABC NEWS