Perdana Menteri Korea Selatan Han Duck-soo pada Minggu, 18 Februari 2024, meminta agar para dokter jangan menyandera nyawa orang. Permintaan itu disampaikan sehari sebelum sekelompok dokter magang (koas) mengundurkan diri sebagai bentuk protes atas penambahan quota penerimaan mahasiswa baru kedokteran dan jumlah dokter.
Dokter magang di lima rumah sakit terbesar di Kota Seoul mengatakan akan menyorongkan surat pengunduran diri pada Senin, 19 Februari 2024. Langkah ini menimbulkan waswas akan berdampak pada sistem unit gawat darurat dan perawatan pasien penyakit akut.
Protes itu dilakukan setelah Pemerintah Korea Selatan mengumumkan rencana menambah quota penerimaan mahasiswa kedokteran sebanyak 2 ribu orang pada tahun akademik 2025 dan menambah 10 ribu dokter per 2035. Sekarang ini, ada sekitar 3 ribu mahasiswa fakultas kedokteran yang diterima per tahunnya.
Asosiasi Medis Korea Selatan, yakni wadah yang mewakili para dokter dan mahasiswa fakultas kedokteran, menentang rencana Pemerintah Korea Selatan itu dan berjanji tidak akan tinggal diam. Tidak dipublikasi langkah apa yang akan diambil Asosiasi Medis Korea Selatan tersebut. Perdana Menteri Han mengatakan jika dokter meninggalkan pekerjaan mereka atau mengambil tindakan lainnya, hal itu bisa menyebabkan kevakuman di sistem kesehatan Korea Selatan dan kerugian ini bisa berdampak ke masyarakat.
“Ini kadang seperti membuat orang tersandera sehingga hal ini tidak boleh terjadi,” kata Han, mengacu pada rencana pengunduran diri massal para dokter magang.
Para dokter dan mahasiswa kedokteran di Korea Selatan menentang rencana pemerintah yang ingin menambah kuota mahasiswa baru fakultas kedokteran. Sebab jumlah dokter di Korea Selatan saat ini dirasa sudah cukup sehingga menaikkan jumlah dokter bisa menimbulkan perawatan yang tidak perlu dan memperburuk rencana keuangan asuransi nasional.
Bukan hanya itu, rencana menambah quota penerimaan mahasiswa kedokteran sebanyak 2 ribu orang, juga tidak akan mengatasi beban rumah sakit pendidikan dan kurangnya insentif bagi dokter yang praktik dilayanan penting, seperti pediatrik, kebidanan dan layanan pengobatan emergensi. Namun Pemerintah Korea Selatan berkeras, negara itu harus mulai melatih dokter-dokter baru segera karena Korea Selatan dikhawatirkan kekurangan sampai 15 ribu dokter pada 2035.
Sumber: Reuters
Pilhan editor: Thaksin Shinawatra Resmi Bebas
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini