Sejumlah diplomat menyebut Dewan Keamanan PBB kemungkinan akan melakukan pemungutan suara setelah al-Jazair mendesak agar dilakukan gencatan senjata pada perang Gaza. Desakan al-Jazair itu disebut sudah sejak 2 Minggu lalu, namun langkah itu diprediksi bakal diveto oleh Amerika Serikat
Linda Thomas-Greenfield Duta Besar Amerika Serikat untuk PBB menyebut desakan al-Jazair itu bisa membahayakan negosiasi yang sensitif yang bertujuan menengahi perang Hamas-Israel.
Saat berita ini diturunkan, sedang dilangsungkan pembicaraan antara Amerika Serikat, Mesir, Israel dan Qatar, yang mencoba mengupayakan jeda perang dan pembebasan para sandera oleh Hamas.
“Penting bagi pihak terkait untuk membiarkan proses pembicaraan ini berlangsung sukses ketimbang mendorong kebijakan-kebijakan yang hanya melanggengkan permusuhan,” kata Thomas-Greenfield.
Al-Jazair pada Sabtu, 17 Februari 2024, meminta Dewan Keamanan PBB agar melakukan pemungutan suara pada Selasa, 20 Februari 2024, untuk mengadopsi resolusi. Setidaknya, dibutuhkan 9 suara mendukung dan tidak ada yang menjatuhkan veto apakah itu dari Inggris, Prancis, Amerika Serikat, Cina atau Rusia.
“Amerika Serikat tidak mendukung tindakan pada draft resolusi PBB Dewan Keamanan ini. Tidak boleh voting untuk hal seperti ini. Ini tidak akan diadopsi (dilaksanakan),” kata Thomas-Greenfield, Sabtu, 17 Februari 2024.
Washington sudah lama melindungi Israel dari tindakan-tindakan yang diambil PBB. Negeri Abang Sam tersebut, sudah dua kali menjatuhkan veto pada Dewan Keamanan PBB sejak serangan 7 Oktober 2023. Bukan hanya itu, Amerika Serikat juga abstain dua kali saat Dewan Keamanan PBB hendak mengadopsi resolusi yang bertujuan mendorong masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza dan menyerukan pentingnya jeda kemanusiaan di perpanjang.
Perang Gaza meletup ketika anggota kelompok Hamas melancarkan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023 hingga menewaskan 1.200 orang dan menyandera 253 warga negara Israel. Sebagai balasan, Israel melancarkan serangan militer ke Gaza, yang otoritas kesehatand di Gaza sebut telah menewaskan lebih dari 28 ribu warga Palestina dan ribuan orang hilang terkubur puing bangunan yang dihantam bom.
Pemungutan suara Dewan Keamanan PBB pada Selasa, 20 Februari 2024 itu, juga dekat dengan rencana Israel untuk menyerang Rafah yang terletak di selatan Gaza. Di sana, ada lebih dari 1 juta jiwa orang berlindung. Rencana Israel ini juga membuat dunia internasional waswas kalau serangan itu bisa membuat krisis kemanusiaan di Gaza memburuk.
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Beijing Protes 2 Warga Cina Tewas di Area Pantai Taiwan
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini