TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan Israel mengatakan pada Kamis, 15 Februari 2024, bahwa mereka telah menyerbu rumah sakit terbesar yang masih berfungsi di Gaza ketika rekaman menunjukkan kekacauan, teriakan dan tembakan di koridor gelap yang dipenuhi debu dan asap.
Militer Israel menyebut serangan terhadap Rumah Sakit Nasser “tepat dan terbatas” dan mengatakan serangan itu didasarkan pada informasi bahwa militan Hamas bersembunyi dan menyandera di rumah sakit tersebut, dan mungkin ada beberapa jenazah yang disandera di sana.
Hamas menyebut hal itu bohong.
Otoritas kesehatan di daerah kantong Palestina yang dikuasai Hamas mengatakan Israel telah mengusir para pengungsi dan keluarga staf medis yang berlindung di Rumah Sakit Nasser. Sekitar 2.000 warga Palestina tiba di kota perbatasan selatan Rafah semalam, sementara yang lain bergerak ke utara menuju Deir Al-Balah di Gaza tengah, kata mereka.
Perang dimulai pada 7 Oktober ketika Hamas mengirim pejuang ke Israel, menewaskan 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, dan menyandera 253 orang menurut penghitungan Israel.
Serangan udara dan darat Israel sejak itu telah menghancurkan Gaza yang kecil dan padat, menewaskan 28.663 orang, juga sebagian besar warga sipil, menurut otoritas kesehatan, dan memaksa hampir 2 juta penduduknya meninggalkan rumah mereka.
Badan amal medis Medicins San Frontieres mengatakan Israel menembaki rumah sakit tersebut pada dini hari, meskipun telah memberi tahu staf medis dan pasien bahwa mereka dapat tetap tinggal di sana.
“Staf medis kami harus meninggalkan rumah sakit, meninggalkan pasien,” katanya di platform media sosial X, seraya menambahkan bahwa seorang anggota stafnya ditahan di sebuah pos pemeriksaan Israel yang didirikan untuk menyaring mereka yang meninggalkan kompleks tersebut.
Pertempuran di rumah sakit terjadi ketika Israel menghadapi tekanan internasional yang semakin besar untuk menahan diri, setelah bersumpah untuk melancarkan serangan ke Rafah, tempat terakhir yang relatif aman di Gaza.
Serangan yang menghancurkan sebagian besar fasilitas medis di Gaza telah menimbulkan kekhawatiran khusus, termasuk serangan Israel terhadap rumah sakit di kota-kota lain, penembakan di sekitar rumah sakit, dan penargetan ambulans.
Ketika pengeboman besar-besaran menghancurkan sebagian besar kawasan pemukiman dan memaksa sebagian besar orang meninggalkan rumah mereka, rumah sakit dengan cepat menjadi fokus bagi para pengungsi yang mencari perlindungan di sekitar bangunan yang mereka anggap lebih aman.
Israel menuduh Hamas secara rutin menggunakan rumah sakit, ambulans dan fasilitas medis lainnya untuk tujuan militer, dan telah menyiarkan rekaman yang diambil oleh pasukannya yang menunjukkan terowongan berisi senjata di bawah beberapa rumah sakit.
Militer Israel mengatakan pihaknya menangkap berbagai tersangka di Rumah Sakit Nasser dan operasinya di sana terus berlanjut.
Pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri mengatakan Israel berbohong tentang Nasser seperti halnya rumah sakit lain.