TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keamanan Nasional Israel Itamar Ben-Gvir meminta maaf pada Selasa setelah putranya, Shuvael, menyiratkan dalam postingan online bahwa Presiden Amerika Serikat Joe Biden menderita penyakit Alzheimer.
Shuvael Ben Gvir menulis bahwa “penting untuk meningkatkan kesadaran” tentang kondisi otak degeneratif, “yang merupakan penyebab paling umum penurunan kognitif dan demensia pada orang lanjut usia”.
Postingan di X, sebelumnya Twitter, ditulis di atas foto Biden, yang berusia 81 tahun dan sedang mencalonkan diri kembali dalam pemilihan presiden (pilpres AS), dengan fokus baru dari saingan politiknya mengenai usianya.
Postingan Shuavel Ben Gvir kemudian dihapus, tetapi ayahnya menulis di platform yang sama bahwa “putra kesayangannya” telah melakukan “kesalahan serius” dan dia “sangat tidak menyetujui” hal tersebut.
“Amerika Serikat adalah teman baik kami dan Presiden Biden adalah teman Israel,” tulisnya dalam bahasa Ibrani.
Tidak ada tempat untuk komentar yang “menghina” seperti itu, katanya, sambil menambahkan: “Saya minta maaf atas kata-kata anak saya.”
Dalam beberapa hari terakhir, Ben-Gvir sendiri mengkritik Biden karena tidak memberikan dukungan yang cukup kepada Israel dalam serangan ke Gaza yang telah menewaskan lebih dari 27 ribu warga Palestina, mayoritas anak-anak dan perempuan.
Kemarahan Ben-Gvir terhadap Biden terjadi setelah Washington mengambil tindakan yang jarang terjadi, yaitu menjatuhkan sanksi terhadap empat pemukim Israel menyusul meningkatnya kekerasan terhadap warga sipil Palestina di wilayah pendudukan Tepi Barat.
Ben-Gvir sendiri tinggal di pemukiman ilegal Yahudi Israel.
Pilihan Editor: Pemukim Israel Mulai Kena Sanksi AS, Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich Meradang
AL ARABIYA