TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan PBB akan mengadakan pertemuan darurat pada Senin sore mengenai serangan AS di Irak dan Suriah. Serangan Amerika Serikat itu dilancarkan sebagai pembalasan atas kematian tiga tentara Amerika.
Pertemuan oleh Dewan Keamanan PBB itu diminta oleh anggota tetap Rusia. Menurut seoran sumber diplomatik, pertemuan berlangsung pada Senin pukul 16.00. Pertemuan akan membahas serangan yang dilancarkan Washington terhadap kelompok dukungan Iran yang dituduh menyerang pasukan AS di wilayah tersebut.
Militer AS pada hari Jumat melakukan tindakan pertama yang menurut para pejabat Amerika akan menjadi respons “bertingkat” terhadap serangan Pasukan Quds Iran dan milisi yang didukungnya di Timur Tengah, kata pejabat pertahanan AS kepada Al Arabiya English.
Komando Pusat Amerika Serikat mengatakan pasukannya melakukan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap Pasukan Quds Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC-QF) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi. “Pasukan militer AS menyerang lebih dari 85 sasaran, dengan banyak pesawat termasuk pembom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat. Serangan udara tersebut menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi,” kata CENTCOM dalam sebuah pernyataan.
Serangan AS di Irak itu menewaskan 16 orang termasuk warga sipil, dan 25 orang terluka. Kantor perdana menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani, pada Sabtu 3 Februari 2024, mengutuk serangan tersebut sebagai “agresi baru terhadap kedaulatan Irak”. Baghdad juga menyangkal bahwa serangan tersebut dikoordinasikan oleh pemerintah Irak dengan Washington. “Ini adalah kebohongan”.
Kehadiran koalisi militer pimpinan Amerika di wilayah tersebut “telah menjadi alasan untuk mengancam keamanan dan stabilitas di Irak dan menjadi pembenaran untuk melibatkan Irak dalam konflik regional dan internasional”, tambah pernyataan itu.
Komando Pusat Amerika Serikat mengatakan pasukannya melakukan serangan udara di Irak dan Suriah terhadap Pasukan Korps Quds Garda Revolusi Islam (IRGC-QF) Iran dan kelompok milisi yang berafiliasi.
“Pasukan militer AS menyerang lebih dari 85 sasaran, dengan banyak pesawat termasuk pembom jarak jauh yang diterbangkan dari Amerika Serikat. Serangan udara tersebut menggunakan lebih dari 125 amunisi presisi,” kata Letnan Jenderal Douglas Sims, direktur Kepala Staf Gabungan (CENTCOM) dalam sebuah pernyataan.
Fasilitas yang diserang termasuk gudang senjata yang digunakan oleh Pasukan Quds dan milisi yang didukung Iran. Roket, rudal dan penyimpanan kendaraan udara tak berawak, serta fasilitas rantai pasokan logistik dan amunisi keduanya juga terkena serangan.
Ke-85 sasaran tersebut berada di tujuh lokasi berbeda, tiga di Irak dan empat di Suriah, kata seorang pejabat AS kepada wartawan melalui panggilan telepon. Seluruh operasi memakan waktu sekitar 30 menit, kata pejabat itu. Pembom B-1 diterbangkan dari AS dan digunakan bersama jet tempur CENTCOM.
Tidak ada serangan yang dilakukan di Iran, yang oleh pemerintahan Biden disalahkan atas serangan terhadap pasukan Amerika di wilayah tersebut.
AL ARABIYA | REUTERS
Pilihan editor: Jelang Lawatan PM Hun Manet, 3 Aktivis Kamboja Ditahan di Thailand