TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah investigasi baru yang dilakukan Access Now dan Citizen Lab mengungkap perangkat ponsel milik lebih dari 30 aktivis, jurnalis dan pengacara di Yordania telah diretas menggunakan perangkat pengintai atau spyware terkenal Israel, Pegasus, dalam kurun waktu 2019 – 2023.
Investigasi Access Now dan Citizen Lab menemukan penyerang atau pihak berwenang yang tidak dikenal menggunakan spyware itu untuk menyerang perangkat milik setidaknya 35 anggota masyarakat sipil Yordania yang terlibat dalam membela kebebasan sipil dan politik, aktivis hak asasi manusia, dan jurnalis yang meliput berita yang berfokus pada korupsi.
“Peretasan Pegasus terjadi di tengah naiknya tindakan keras terhadap ruang sipil dan kebebasan pers di Yordania, meningkatnya ketidakstabilan dan kekerasan di wilayah tersebut, dan semakin terbukanya penggunaan spyware invasif di seluruh dunia,” demikian di laporan yang dirilis pada Kamis, 1 Februari 2024 tersebut.
Mereka yang kena retas ponselnya, termasuk dua anggota Human Rights Watch (HRW) di Yordania, seorang pengacara yang pernah ditarget dengan spyware yang sama pada 2021, dan 16 jurnalis yang dua di antaranya berasal dari Organisasi untuk Proyek Pelaporan Kejahatan dan Korupsi Terorganisir (OCCRP).
Lima anggota Forum Nasional untuk Pertahanan Kebebasan – sebuah badan hukum Yordania yang memberikan perwakilan pro-bono kepada para aktivis – tahanan politik, dan warga negara lainnya juga turut menjadi target.
Beberapa korban menjadi sasaran melalui teknik umum skema rekayasa sosial yang canggih, di mana peretas menyamar sebagai tokoh – dalam hal ini jurnalis terkenal – agar target menklik tautan yang berisi spyware. Korban-korban lainnya diretas dengan serangan “zero-click” atau tanpa klik, yang dapat menginfeksi ponsel tanpa pengguna mengklik tautan apa pun.
Spyware Pegasus, yang dibuat oleh perusahaan Israel, NSO Group, memungkinkan penggunanya mengakses semua konten ponsel dan perangkat target. Banyak pemerintah dan aktor negara – terutama di negara-negara Teluk dan Timur Tengah – telah membeli spyware selama bertahun-tahun dan menggunakannya terhadap target dalam dan luar negeri dalam upaya membungkam perbedaan pendapat.
“Kami yakin ini hanyalah puncak gunung es terkait penggunaan spyware Pegasus di Yordania dan jumlah korban sebenarnya kemungkinan besar jauh lebih tinggi,” kata Access Now dalam laporannya.
Access Now mengatakan proses identifkasi pelaku peretasan sulit dilakukan meski telah dilakukan analisis terhadap perangkat yang terinfeksi. NSO Group sebelumnya menyatakan hanya menjual kepada pemerintah.
Laporan tersebut menyerukan pemerintah Yordania agar memastikan penyelidikan yang cepat, tidak memihak dan independen terhadap tuduhan peretasan, berhenti mengintimidasi dan mengawasi anggota masyarakat sipil, serta untuk menjunjung tinggi kewajiban konstitusional dan HAM berdasarkan hukum internasional untuk melindungi kebebasan berekspresi di negara tersebut. Committee to Protect Journalists (CPJ) telah menyerukan penyelidikan oleh pihak berwenang Yordania terhadap serangan ini.
“Jurnalis bukanlah target pengintaian yang sah. Mereka yang bertanggung jawab atas serangan ini harus dimintai pertanggungjawaban,” kata koordinator program Timur Tengah dan Afrika Utara CPJ, Sherif Mansour.
MIDDLE EAST MONITOR
Pilihan editor: Perwakilan PBB di Indonesia Kunjungan Kerja ke Nusa Tenggara Barat untuk Dukung UKM
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini