TEMPO.CO, Jakarta - Israel telah mempersiapkan perang lanjutan di Gaza yang akan mengarah lebih jauh ke selatan atau persisnya dekat dengan perbatasan Gaza-Mesir. Pengumuman itu disampaikan setelah Israel mengklaim sudah membongkar markas Hamas di Khan Younis di tengah upaya diplomatik untuk mencapai gencatan senjata.
Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Kamis, 1 Februari 2024, menyatakan pihaknya sudah sukses memerangi Hamas di Kota Khan Younis. Di Kota itu, pada akhir pekan lalu Israel meluncurkan serangan darat besar-besaran. Tentara Israel berencana melakukan serangan lanjutan ke Rafah, yakni sebuah wilayah dekat wilayah perbatasan Gaza-Mesir.
Lebih dari separuh dari total populasi Gaza 2.3 juta jiwa, sekarang hidup di tempat penampungan. Di dalam tenda-tenda itu, mereka kedinginan dan kelaparan. Ada pula yang berlindung di gedung-gedung pemerintahan.
“Kami sudah mencapai misi-misi kami di Khan Younis. Kami juga akan ke Rafah dan mengeleminasi elemen-elemen teror yang mengancam kami,” kata Gallant.
Pada saat bersamaan, Qatar dan Mesir yang berlaku sebagai mediator berharap mendapat respon positif dari Hamas agar mau menghentikan pertempuran yang panjang ini lewat proposal konkrit yang sudah disetujui Israel dan Amerika Serikat yang berunding di Partis pada akhir pekan lalu.
Sumber di Pemerintah Palestina mengatakan pada Reuters proposal konkret mengharapkan pada fase pertama 40 hari, akan ada gencatan senjata dan Hamas membebaskan sandera yang masih ditahan yang jumlah lebih dari 100 orang. Fase selanjutnya adalah serah-terima jenazah sandera.
Jika proposal konkret ini disetujui Hamas, maka ini akan menjadi gencatan senjata terlama pertama sejak 7 Oktober 2023. Hamas menyandera 253 warga negara Israel dan memicu serangan Israel yang meluluh-lantakkan Gaza
Sumber: Reuters
Pilihan editor: Derita Pengungsi Rohingya Difilmkan dalam Lost at Sea
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini