TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Rabu, 31 Januari 2024, menyerukan agar badan PBB UNRWA ditutup. Seruan itu disampaikan saat militer Israel melakukan lebih banyak serangan udara ke Gaza dan upaya diplomatik untuk sebuah gencatan senjata serta pembebasan sandera warga negara Israel di Gaza.
Israel telah menuduh sejumlah staf UNRWA terlibat dalam serangan yang dilakukan Hamas pada 7 Oktober 2023 di wilayah selatan Israel, di mana kejadian ini memicu perang Gaza. Beberapa negara-negara donor, termasuk Amerika Serikat, sudah memutuskan menghentikan sementara pendanaan ke UNRWA menyusul tuduhan dari Israel tersebut. Beberapa lembaga bantuan kemanusiaan mengatakan penghentian dana bantuan operasional ke UNRWA bisa merusak upaya kemanusiaan di Gaza yang sudah hancur.
Palestina menuduh Israel membuat informasi palsu untuk menodai UNRWA, di mana lembaga ini dibangun pada 1948 untuk membantu para pengungsi Palestina. Lebih dari separuh populasi Gaza menjalani hidup sehari-hari dari bantuan.
“Ini saatnya bagi komunitas internasional dan PBB itu sendiri untuk memahami kalau misi UNRWA harus berakhir,” kata Netanyahu.
Menurut Netanyahu, UNRWA harus digantikan oleh badan-badan bantuan lain jika pihak-pihak terkait ingin menyelesaikan masalah di Gaza seperti yang diinginkan semua orang. Sebelumnya Sekjen PBB Antonio Guterres menggambarkan UNRWA sebagai tulang punggung bagi segala respon kemanusiaan di Gaza. Guterres pun memohon pada negara-negara agar menjamin keberlanjutan hidup UNRWA.
Di Gaza, beberapa saksi mata mengatakan Israel telah meningkatkan serangan udaranya ke Gaza. Di wilayah utara, Israel memborbardir sebagian wilayah Khan Younis.
Sumber: reuters
Pilihan editor: Ini Pembahasan Retno Marsudi dengan Menteri Luar Negeri Belanda
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini