TEMPO.CO, Jakarta - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina atau UNRWA mengatakan bahwa mereka telah memecat beberapa karyawan yang dituduh Israel terlibat dalam serangan Hamas pada 7 Oktober 2024. Akibatnya, AS menangguhkan pendanaan penting untuk UNRWA.
Kepala UNRWA, Philippe Lazzarini, berjanji akan meminta pertanggungjawaban, termasuk melalui tuntutan pidana, setiap pegawai yang diketahui terlibat dalam aksi teror. Ihwal pemecatan tersebut, Juru Bicara PBB Stephane Dujarric mengatakan Sekjen PBB Antonio Guterres berjanji untuk melakukan peninjauan independen dan komprehensif terhadap UNRWA.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya sangat terganggu dengan tuduhan terhadap UNRWA. Amerika Serikat untuk sementara menghentikan pendanaan tambahan sambil meninjau tuduhan ini dan langkah-langkah yang diambil PBB untuk mengatasinya. AS mengatakan kemungkinan ada 12 karyawan UNRWA yang terlibat dalam penyerangan ke Israel.
Menteri Luar Negeri Antony Blinken berbicara dengan ketua PBB, Antonio Guterres pada Kamis pekan lalu. Blinken menekankan perlunya penyelidikan menyeluruh dan cepat mengenai masalah ini.
"Kami juga menyambut baik pengumuman PBB mengenai tinjauan komprehensif dan independen terhadap UNRWA. Harus ada akuntabilitas penuh bagi siapa pun yang berpartisipasi dalam serangan keji pada 7 Oktober itu," kata Departemen Luar Negeri.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa UNRWA berperan penting dalam memberikan bantuan yang menyelamatkan nyawa warga Palestina, termasuk makanan, obat-obatan, tempat tinggal, dan dukungan kemanusiaan lainnya. “Pekerjaan mereka telah menyelamatkan nyawa, dan penting bagi UNRWA untuk mengatasi tuduhan ini dan mengambil tindakan perbaikan yang tepat, termasuk meninjau kebijakan dan prosedur yang ada.”
Kementerian luar negeri Israel mengatakan pada hari Jumat mengharapkan penyelidikan mendesak oleh UNRWA mengenai keterlibatan pegawainya dalam serangan teror 7 Oktober. Duta Besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, mengatakan pemecatan itu membuktikan klaim lama bahwa pegawai UNRWA adalah kolaborator organisasi teroris Hamas.
Hubungan antara Israel dan UNRWA semakin memburuk dalam beberapa hari terakhir ketika badan PBB tersebut mengatakan bahwa tembakan tank menghantam tempat perlindungan bagi para pengungsi di kota utama Khan Younis di Gaza selatan. Lembaga itu mengatakan puluhan ribu pengungsi telah terdaftar di tempat penampungan dan penembakan tank pada hari Rabu menewaskan 13 orang.
CHANNEL NEWS ASIA
Pilihan editor: Paus Fransiskus: Pemberkatan Pasangan LGBT Bukan Persetujuan pada Gaya Hidup