TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Prancis Elisabeth Borne mengundurkan diri ketika Presiden Emmanuel Macron bersiap mengungkap perombakan kabinet yang telah lama ditunggu dalam upaya memberikan dorongan baru bagi kepresidenan.
“Ms. Elisabeth Borne hari ini menyerahkan pengunduran diri pemerintah kepada presiden, dan presiden menerimanya,” kata pihak kepresidenan pada 8 Januari 2024, seperti dikutip dari aljazeera.
Macron juga mengucapkan terima kasih kepada Borne atas pekerjaannya selama menjadi Perdana Menteri Prancis. Presiden telah memicu spekulasi perombakan pemerintahan dengan menjanjikan inisiatif politik baru. Pasalnya, setelah 2023, Perancis dilanda krisis politik yang dipicu reformasi sistem pensiun dan undang-undang imigrasi.
Perombakan ini dilakukan lima bulan sebelum pemilihan Parlemen Eropa pada Juni. Pemilihan nanti diperkirakan kelompok Eurosceptics akan memperoleh keuntungan besar ketika meluasnya ketidakpuasan masyarakat terhadap biaya hidup tinggi dan kesulitan pemerintah Eropa membatasi arus migrasi. Kondisi ini yang membuat Borne akhirnya mengundurkan diri.
Profil Elisabeth Borne
Berdasarkan omicsonline.org, Elisabeth Borne merupakan lulusan Ecole Polytechnique, Prancis dan inspektur jenderal Ponts et Chaussées. Setelah menduduki berbagai posisi di Kementerian Peralatan Prancis, ia menjadi direktorat peralatan regional untuk wilayah Paris.
Kemudian, ia ditunjuk sebagai penasihat teknis untuk transportasi dan penasihat pembangunan perkotaan, peralatan, perumahan, transportasi, serta kota di Kementerian Peralatan Prancis pada 1997-2002.
Lalu, Borne menjabat sebagai Direktur Strategi dan Anggota Komite Eksekutif di Société Nationale des Chemins de fer Français (SNCF). Ia menduduki posisi tersebut pada 2007. Setelah bekerja di SNCF, ia diangkat menjadi direktur konsesi di Eiffage sampai 2008.
Pada 2008-2013, Borne menjadi Direktur Jenderal Pembangunan Perkotaan untuk Paris (2008-2013). Setelah itu, ia menjadi prefek dengan tugas khusus pada wilayah Poitou-Charentes dan Vienne sampai 2014. Sebelum ditunjuk sebagai Perdana Menteri Perancis, ia lebih dahulu menjabat sebagai Kepala Staf di Kementerian Ekologi, Pembangunan Berkelanjutan, dan Energi.
Borne menjadi perempuan pertama yang ditunjuk sebagai perdana menteri sejak Edith Cresson menduduki jabatan tersebut pada awal 1990-an. Ia terkenal sebagai seorang birokrat yang bersuara lembut dan pernah menjabat sebagai beberapa menteri Partai Sosialis sebelum bergabung dengan pemerintahan Macron.
Setelah bekerja di Kementerian Ekologi, Pembangunan Berkelanjutan, dan Energi, Borne mengambil alih Kementerian Tenaga Kerja. Pada pengawasannya sebagai Kementerian Tenaga Kerja, ia berhasil menurunkan pengangguran turun ke level terendah dalam 15 tahun terakhir.
Menurut France24, Elisabeth Borne yang terkenal sebagai teknokrat bijaksana dan tidak pernah mencalonkan diri untuk jabatan publik menunjukkan kredibilitas sebagai negosiator tangguh. Ia pernah melawan serikat pekerja selama masa jabatan pertama Emmanuel Macron. Sebagai Menteri Transportasi pada 2017, ia juga menentang pemogokan dan demonstrasi selama berminggu-minggu untuk mengakhiri sistem pensiun dan tunjangan besar bagi pekerja SNCF.
Pilihan Editor: Gabriel Attal Jadi PM Prancis Termuda, Gay dan Baru Berusia 34 Tahun