TEMPO.CO, Jakarta - Gautam Adani kembali menjadi orang terkaya di Asia versi Bloomberg Billionaires Index, Jumat, 5 Januari 2024. Tahun lalu sempat lengser ke rangking kedua setelah mengalami masalah karena saham yang ia miliki turun drastis. Tidak hanya itu, ia mendapatkan banyak tudingan terkait utang besar yang dimiliki perusahaannya setelah sahamnya anjlok pada tahun lalu.
Siapa Gautam Adani?
Dilansir dari economist.com, Gautam Adani adalah seorang konglomerat India yang lahir pada 1962 di Gujarat, negara bagian Barat Laut India. Adani memiliki tujuh saudara, mereka berasal dari keluarga kelas menengah yang menganut jainsm atau sebuah kepercayaan yang mengajarkan asketisme dan menjadi vegetarian.
Ayahnya adalah seorang pengusaha tekstil kecil yang ada lingkungannya, tetapi Adani tidak tertarik dengan kegiatan ayahnya tersebut. Pada usia 16 tahun ia putus sekolah dan memutuskan pergi ke Mumbai menjadi seorang penyortir berlian.
Saat ini Gautam Adani dikenal bersahabat dengan Perdana Menteri India Narendra Modi karena hubungan bisnis yang dilakukan sejak Modi menjadi menteri utama Gujarat pada 2001. Tentu dengan kedekatan mereka banyak pihak yang mencurigai kerja sama yang dilakukan, tetapi Adani membantah hal tersebut.
Awal mula perkenalan mereka adalah awal mula kesuksesan Gautam Adani. Ia berperan besar dalam pengembangan Pelabuhan Mundra yang saat ini menjadi pelabuhan terbesar di India. Sebelum pembukaan dan pembuatan Pelabuhan tersebut, pemerintah melakukan outsourcing di lingkungan sekitar untuk melakukan pembangunan. Saat itu Adani yang sangat cekatan untuk mengambil peran dan melakukan import pasokan material, obat, dan juga komoditas lainnya.
Setelah Pelabuhan Mundra resmi dibuka pada 2001, Gautam Adani masih berkaitan terhadap kelanjutan pengembangan pelabuhan tersebut. Modi Narendra memberikan sewa lahan dengan harga rendah kepada Adani sehingga ia dapat turut memperluas pelabuhan.
Pelabuhan Mundra adalah awal mula dari Kerajaan Adani terbentuk. Dalam proses kemajuan Pelabuhan Mundra, Adani membangun beberapa fasilitas seperti pembangkit listrik yang turut membangun perekonomian Gujarat. Saat ini, kerajaan bisnis yang ia bangun sudah beragam tidak hanya pembangkit listrik, ia juga menaruh minat pada pelabuhan, bandara, pertambangan, energi terbarukan, minyak nabati, semen, hingga media.
Dengan kerajaan bisnis yang ia bangun, Adani berhasil mendapatkan gelar konglomerat. Dilansir dari forbes.com, kekayaan Gautam Adani saat ini sebesar $57,1 miliar. Keuntungan saat ini ia dapatkan kembali setelah Dewan Sekuritas dan Bursa India atau SEBI menyatakan bahwa tudingan Hidenburgh Research mengenai manipulasi saham oleh Adani Group tidak berdasar.
Pernyataan tersebut kembali membuat investor berdatangan kepada Adani Group sehingga hampir semua anak perusahaan dalam Adani Group meningkat 9 – 20 persen dari sebelumnya. Peningkatan saham membuat Gautam Adani menduduki posisi ke-26 orang terkaya di dunia. Sebelum sahamnya anjlok, ia pernah menduduki posisi ke-3 sebagai orang terkaya di dunia.
Dengan kekayaannya tersebut, adani tidak pernah ingin terlihat mencolok di publik. Secara pakaian, ia memilih untuk menggunakan setelan gelap dan kemeja putih. Kemudian ia memilih untuk tidak menghadiri sebuah pesta karena kepribadiannya yang tertutup. Secara harta benda, ia pun tidak memiliki rumah ataupun mobil yang mencolok.
Tudingan Hidenburgh Research mengenai manipulasi saham oleh Adani Group didasarkan pada pengelolaan kekayaan yang dilakukan Adani bersama dengan Saudaranya. Gautam Adani terlihat ingin membangun sebuah kerajaan besar dan dinasti dalam politik uangnya. Hal ini dikarenakan Gautam Adani memeberikan posisi jabatan tinggi bagi saudara – saudaranya.
Anak perusahaan yang dipimpin oleh keluarganya adalah Adani Ports yang dijalankan putranya, Karan dan Rajesh, adiknya sebagai direktur pelaksana, kemudian Vinod sebagai kakak dari Adani juga dianggap sebagai orang yang berpengaruh di Dubai.
ADINDA ALYA IZDIHAR I YUDONO YANUAR
Pilihan Editor: Gautam Adani Jadi Orang Terkaya Kedua di Dunia Salip Bos Amazon, Berapa Hartanya?