TEMPO.CO, Jakarta - Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 6 Januari 2024 diawali oleh serangan udara Ukraina ke wilayah Rusia serta di daerah pendudukan di Sevastopol dan Krimea.
Sementara di urutan kedua, ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua serangan bom bunuh diri di Iran yang menewaskan hampir 100 orang ketika warga berkerumun di peringatan meninggalnya komandan tertinggi Pasukan Garda Revolusi Qassem Soleimani.
Adapun di urutan ketiga, pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggenjot produksi berbagai kendaraan peluncur rudal, dan menyebutnya sebagai tugas penting untuk mempersiapkan “pertarungan militer” dengan musuh.
Berikut Top 3 Dunia selengkapnya.
1. Ukraina Lancarkan Serangan Udara dari Krimea sampai Belgorod, Hasilnya?
Ukraina melancarkan serangan udara ke wilayah Rusia serta di daerah pendudukan di Sevastopol dan Krimea, Kamis, 4 Januari 2024.
Namun serangan di Belgorod, Rusia, digagalkan sistem pertahanan udara Rusia yang menjatuhkan 10 rudal. Namun puin-puing rudal jatuh di sebuah pemukiman menyebabkan 2 warga luka-luka.
Baca berita selengkapnya di sini
2. ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Serangan Bom Bunuh Diri di Iran
ISIS mengaku bertanggung jawab atas dua serangan bom bunuh diri di Iran yang menewaskan hampir 100 orang ketika warga berkerumun di peringatan meninggalnya komandan tertinggi Pasukan Garda Revolusi Qassem Soleimani.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di saluran Telegram afiliasinya pada Kamis, 4 Januari 2024, kelompok militan Muslim Sunni ini mengatakan dua anggota ISIS telah meledakkan sabuk peledak di tengah kerumunan yang berkumpul di makam Qassem Soleimani di kota Kerman di Iran tenggara pada hari Rabu.
Baca berita selengkapnya di sini
3. Kim Jong Un Genjot Produksi Rudal, AS dan Inggris Curiga untuk Rusia Serang Ukraina
Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggenjot produksi berbagai kendaraan peluncur rudal, dan menyebutnya sebagai tugas penting untuk mempersiapkan “pertarungan militer” dengan musuh.
Namun Amerika Serikat dan Inggris curiga, rudal dan peluncurnya itu dikirimkan ke Rusia untuk menyerang Ukraina. Bahkan Gedung Putih menyebutkan peluru kendali tersebut sudah dgunakan Moskow untuk melanjutkan invasinya.
Baca berita selengkapnya di sini
REUTERS