TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengkonfirmasi bahwa Indonesia masih mengkaji apa saja manfaat yang diperoleh jika bergabung dengan BRICS, yakni sebuah organisasi kerja sama bidang ekonomi dengan Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan. Dia mengatakan prinsip Indonesia adalah membuka pintu kerja sama dengan semua pihak selama saling menguntungkan.
“Politik luar negeri itu selalu kita hitung. Jadi tidak ada keputusan yang begitu saja dikeluarkan. Jadi itu adalah posisi dasar kita terapkan pada saat kita menimbang untuk masuk di dalam satu organisasi internasional seperti BRICS ini,” kata Retno dalam acara Diskusi Kilas Balik Diplomasi Indonesia pada Kamis, 4 Januari 2024 di Menteng, Jakarta Pusat.
Menurut Retno, hubungan dagang Indonesia dengan masing-masing negara anggota BRICS dalam kondisi baik. Masing-masing anggota BRICS termasuk Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Iran sebagai anggota terbaru, juga memiliki hubungan dagang yang bagus dengan Indonesia.
Arab Saudi telah secara resmi bergabung dengan BRICS, seperti dilaporkan televisi pemerintah Saudi pada Selasa, 2 Januari 2024. Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Arab Saudi mengatakan pada Agustus 2023 bahwa pihaknya akan mempelajari rinciannya sebelum bergabung pada 1 Januari dan bakal mengambil “keputusan yang tepat”.
Pangeran Faisal bin Farhan mengatakan kelompok BRICS adalah “saluran yang bermanfaat dan penting” untuk memperkuat kerja sama ekonomi. Blok ini sebelumnya hanya mencakup Brasil, Rusia, India, Cina, dan Afrika Selatan, namun kini bertambah anggota baru yakni Arab Saudi, UEA, Mesir, Iran, dan Etiopia.
Retno mengatakan angka perdagangan Indonesia paling besar adalah dengan dua anggota BRICS, Cina dan India. “Jadi kalau toh kita belum masuk ke dalam BRICS, hubungan kita dengan masing masing negara itu terjaga dengan sangat baik,” kata dia.
NABIILA AZZAHRA A. | REUTERS
Pilihan Editor: Jenazah WNI Korban TPPO di Kamboja Diserahkan ke Keluarga
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini