TEMPO.CO, Jakarta - Israel mengatakan banyaknya jumlah korban sipil adalah konsekuensi dari kampanye intens Israel untuk menghancurkan kelompok militan Hamas di Gaza dan membalas strategi perang kota yang mereka lakukan.
Komentar tersebut datang dari dua pejabat militer yang berbicara di Pangkalan Angkatan Udara Palmachim di Israel pada Senin, 18 Desember 2023, di tengah kekhawatiran dunia atas jumlah korban yang sangat besar akibat pengeboman Israel. Kedua pejabat mengatakan Israel menilai bahwa sebelum setiap serangan, korban jiwa warga sipil seimbang dengan evaluasi keuntungan militer.
Salah satu pejabat tersebut, yang merupakan penasihat hukum Pasukan Pertahanan Israel (IDF), mengatakan angkatan udara melakukan “ribuan serangan dan sering kali serangan yang memerlukan senjata berat” untuk menerobos terowongan Hamas di bawah Gaza.
“Sungguh tragis hal ini mengakibatkan banyak korban sipil,” kata dia kepada wartawan di pangkalan, tempat drone militer diluncurkan untuk melakukan pengeboman setiap hari. Militer Israel meminta agar para pejabat tidak disebutkan namanya demi alasan keamanan.
Israel telah menjatuhkan ribuan ton amunisi sejak 7 Oktober 2023 lalu, menewaskan hampir 20 ribu warga Palestina di Gaza yang terkepung dan mengalami keruntuhan layanan kesehatan.
Setelah penyerbuan Hamas di Israel hari itu yang menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera warga secara massal, Israel berjanji untuk menghancurkan kelompok Palestina yang berkuasa di Gaza tersebut.
Setidaknya 19.667 orang telah tewas dibunuh oleh serangan Israel di wilayah kantong tersebut, termasuk 7.729 anak-anak dan 5.153 perempuan. Sementara korban luka-luka mencapai 52.586 dan sekitar 8.000 orang lainnya diyakini berada di bawah reruntuhan.
Hilangnya nyawa secara besar-besaran telah mengikis dukungan global terhadap Israel, yang menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengurangi serangannya. Negara-negara Barat yang tadinya mendukung hak Israel untuk membela diri melawan Hamas kini meminta Israel untuk meminimalisir jumlah korban jiwa.
Bahkan Amerika Serikat, melalui Menteri Pertahanan Lloyd Austin pada Senin mendesak rekannya yaitu Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant untuk mengurangi kerugian terhadap warga sipil. Pada sebuah konferensi pers gabungan dengan Gallant, Austin mengatakan “melindungi warga sipil Palestina di Gaza adalah kewajiban moral dan keharusan strategis”.
Sementara Gallant mengatakan IDF “beroperasi untuk meminimalkan kerugian terhadap penduduk sipil” dan “bertindak berdasarkan hukum internasional”. Kepada Austin, dia mengatakan, “Kita berdua tahu kompleksitas perang. Kita berdua pernah memerangi organisasi teroris yang brutal. Kita tahu itu membutuhkan waktu.”
Prancis, Inggris, dan Jerman pada Ahad lalu menyuarakan seruan gencatan senjata, sementara Presiden AS Joe Biden pekan lalu menyebut pengeboman Israel dilakukan “tanpa pandang bulu”.
Pejabat senior Hamas, Ghazi Hamad, di hari yang sama mengatakan Israel “tanpa pandang bulu mengebom sekolah dan tenda yang menampung ratusan ribu pengungsi dan rumah sakit yang dilindungi oleh hukum kemanusiaan internasional”.
Para penasihat hukum anonim yang berbicara di Pangkalan AU Palmachim mengatakan rumah sakit dapat menjadi sasaran militer yang sah ketika digunakan oleh kombatan. Hamas sebelumnya telah membantah tuduhan bahwa mereka beroperasi dari infrastruktur sipil seperti rumah sakit atau sekolah.
Pakar hubungan sipil-militer di Universitas Terbuka Israel, Yagil Levy, menghitung tingkat korban sipil dalam perang tersebut adalah sekitar 61 persen pada Oktober, hampir dua kali lipat dibandingkan konflik sebelumnya di Gaza. Para pejabat Israel pun mengatakan tujuan perangnya adalah untuk menghancurkan Hamas, yang berarti kampanye saat ini lebih intens dibandingkan konflik-konflik sebelumnya yang dilakukan untuk mencegah Hamas melakukan serangan.
Pejabat senior militer Israel lainnya mengatakan Israel merencanakan 90 persen serangan bom harian yang mereka lakukan di Gaza. Para pejabat mengatakan perencanaan itu mencakup proses sepuluh langkah untuk menilai apakah suatu target mempunyai nilai militer, dan proporsionalitas balasan, dan banyak hal lainnya.
REUTERS
Pilihan Editor: Trump Dilarang Ikut Pemungutan Suara di Colorado karena Perannya dalam Serangan Capitol