TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak pada Senin, 18 Desember 2023, mengatakan terlalu banyak nyawa warga sipil yang hilang dalam konflik Israel-Hamas dan dia mengulangi seruannya untuk "gencatan senjata berkelanjutan" untuk memungkinkan pembebasan sandera.
Juru bicara Sunak mengatakan gencatan senjata yang berkelanjutan adalah salah satu hal yang bisa bertahan lama namun ia menambahkan bahwa Inggris tidak menganjurkan gencatan senjata yang umum dan segera.
Dengan meluasnya pertempuran darat yang intens bulan ini di seluruh Jalur Gaza dan bencana kemanusiaan yang terjadi, beberapa pemimpin mulai memperkeras pernyataan mereka atas meningkatnya jumlah kematian warga sipil Palestina.
Pekan lalu, Presiden AS Joe Biden mengatakan Israel kehilangan dukungan atas pengeboman “tanpa pandang bulu” di Gaza dan bahwa pemimpinnya, Benjamin Netanyahu, harus mengubah strategi.
Sunak, Senin, kembali mengatakan Inggris yakin Israel memiliki hak untuk mempertahankan diri setelah serangan Hamas terhadap Israel selatan pada bulan Oktober yang memicu konflik tersebut.
“Tetapi hal itu harus dilakukan sesuai dengan hukum kemanusiaan,” katanya kepada wartawan di Skotlandia.
“Jelas bahwa terlalu banyak nyawa warga sipil yang hilang. Dan itulah sebabnya kami konsisten...dalam menyerukan gencatan senjata yang berkelanjutan, dengan membebaskan para sandera, menghentikan penembakan roket ke Israel oleh Hamas, dan kita terus memasukkan lebih banyak bantuan.”
Inggris abstain dalam pemungutan suara pekan lalu di Majelis Umum PBB yang menyerukan gencatan senjata kemanusiaan segera.
Juru bicara Sunak mengatakan pada Senin: “Saat ini kami ingin segera melihat jeda kemanusiaan dan kami ingin hal itu mengarah pada gencatan senjata yang berkelanjutan sesegera mungkin.”
“Kami tidak percaya bahwa menyerukan gencatan senjata secara umum dan segera, berharap gencatan senjata itu menjadi permanen, adalah jalan ke depan.”
REUTERS
Pilihan Editor: Gunung Api di Islandia Meletus dekat Kota