TEMPO.CO, Jakarta -Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengatakan penggunaan hak veto yang memalukan oleh Amerika Serikat di Dewan Kemananan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperpanjang “genosida di Gaza”. Hal ini dia katakan lewat media sosial X pada Ahad, 17 Desember 2023.
AS pada 8 Desember lalu memveto resolusi usulan Uni Emirat Arab di Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza, yang sedang berada di bawah serangan Israel.
Naskah itu tidak mengutuk serangan yang dilancarkan kelompok militan Hamas di Israel pada 7 Oktober, yang menjadi salah satu alasan AS menggunakan hak vetonya.
“Untuk setiap jurnalis yang terbunuh di Gaza, ribuan lainnya akan menggunakan instrumen kerja mulia mereka sebagai senjata untuk mengecam kejahatan Israel,” kata Diaz-Canel di X, bersama sebuah gambar berupa kolase para jurnalis Gaza yang bertuliskan “People of the Year: Voice of Gaza”.
Kantor media pemerintah di Gaza pada Senin mengumumkan bahwa 96 jurnalis telah tewas terbunuh dalam serangan Israel di Jalur Gaza yang terkepung sejak 7 Oktober lalu.
Presiden Kuba tersebut menambahkan bahwa orang-orang juga akan mengecam “keterlibatan Amerika Serikat, yang dengan hak vetonya yang memalukan telah memperpanjang genosida di Gaza”.
Perang terbaru antara Israel dan Hamas pecah pada 7 Oktober 2023, setelah penyerbuan Hamas yang menewaskan sekitar 1.200 orang di Israel dan menyandera lebih dari 240 orang lainnya. Sejak itu, kampanye militer Israel telah menewaskan sedikitnya 18.787 orang di Gaza, termasuk kurang lebih 7.729 anak-anak.
Beberapa pakar PBB telah memperingatkan adanya risiko genosida terjadi di wilayah kantong tersebut, termasuk seorang Mantan Direktur Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB (OHCHR) Craig Mokhiber yang menyebut perang Israel di Gaza sebagai “kasus genosida yang paling jelas”.
Pilihan Editor: Presiden Kuba Pimpin Unjuk Rasa Pro-Palestina di Depan Kedutaan Besar AS di Havana
MIDDLE EAST MONITOR