Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

DK PBB Gelar Sidang Darurat Terkait Bantuan ke Gaza, Bakal Diveto AS Lagi?

Reporter

image-gnews
Pandangan umum selama proses pemungutan suara pada pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang konflik antara Israel dan Hamas di markas besar PBB di New York, AS, 16 Oktober 2023. REUTERS/Andrew Kelly
Pandangan umum selama proses pemungutan suara pada pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang konflik antara Israel dan Hamas di markas besar PBB di New York, AS, 16 Oktober 2023. REUTERS/Andrew Kelly
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (Dewan Keamanan PBB) kemungkinan akan melakukan pemungutan suara paling cepat pada Senin 18 Desember 2023 petang waktu New York. Voting ini atas rancangan resolusi menuntut Israel dan Hamas agar membuka akses bantuan ke Jalur Gaza --melalui darat, laut, dan udara.

Resolusi itu juga akan mengatur pemantauan PBB atas bantuan kemanusiaan ke Gaza.

Para diplomat mengatakan nasib rancangan resolusi Dewan Keamanan bergantung pada negosiasi akhir antara Amerika Serikat—sekutu Israel serta pemegang hak veto— dan pihak Uni Emirat Arab (UAE) sebagai perancang resolusi tersebut.  

UEA, satu-satunya anggota Dewan yang berasal dari Arab, dan berkoordinasi dengan Mesir dan Palestina, menyiapkan rancangan resolusi yang menuntut semua pihak mematuhi kewajiban mereka berdasarkan hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional, terutama mengenai perlindungan warga sipil.

Teks tersebut menyerukan untuk melindungi warga sipil dan fasilitas sipil, memberikan bantuan, dan melindungi pekerja kemanusiaan, mengingat kewajiban untuk menghormati dan melindungi fasilitas sipil, termasuk rumah sakit, fasilitas medis, sekolah, tempat ibadah, dan fasilitas PBB.

Perjanjian ini menyerukan kepada pihak-pihak yang berkonflik untuk mengizinkan, memfasilitasi, dan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan secara langsung, aman, dan luas kepada penduduk sipil Palestina di seluruh Jalur Gaza, yang memerlukan penghentian permusuhan yang mendesak dan berkelanjutan untuk memungkinkan pengiriman bantuan.

“Kami telah terlibat secara konstruktif dan transparan di seluruh proses dalam upaya untuk bersatu meloloskan resolusi,” kata seorang pejabat Amerika Serikat, yang berbicara tanpa mau disebutkan namanya.

"UAE tahu persis apa yang bisa dan apa yang tidak bisa diloloskan. Terserah mereka apakah mereka ingin menyelesaikannya," lanjut pejabat AS tersebut.

Rancangan resolusi tersebut menyambut baik peran negara-negara yang bukan pihak dalam konflik dalam mengizinkan pengiriman bantuan kemanusiaan lewat secara bebas, terutama berkoordinasi dengan Mesir untuk menggunakan penyeberangan perbatasan Rafah.

Mereka meminta Sekjen PBB Antonio Guterres untuk membentuk mekanisme pemantauan di Jalur Gaza dengan personel dan peralatan yang diperlukan di bawah wewenangnya.

Mereka meminta pengerahan segera mekanisme pemantauan PBB selama satu tahun, yang secara otomatis akan diperpanjang untuk jangka waktu satu tahun.

Resolusi tersebut juga menuntut pembebasan segera dan tanpa syarat semua sandera dan menjamin akses kemanusiaan, serta menambahkan bahwa bahan bakar harus disediakan pada tingkat yang memenuhi kebutuhan kemanusiaan.

Para pejabat PBB dan badan-badan bantuan memperingatkan akan adanya bencana kemanusiaan di Gaza berupa kelaparan massal dan penyakit.

Mayoritas penduduk di wilayah pesisir Palestina, yang berjumlah 2,3 juta orang, terpaksa meninggalkan rumah mereka selama konflik yang berlangsung selama dua bulan tersebut.

Resolusi dewan memerlukan setidaknya sembilan suara setuju dan tidak ada veto dari AS, Prancis, Cina, Inggris, atau Rusia.

Awal Desember ini, Washington memveto resolusi DK PBB --yang beranggotakan 15 negara-- yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera antara Israel dan kelompok Palestina Hamas di Gaza.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Namun, Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 negara kemudian berhasil mengeluarkan resolusi Majelis Umum pekan lalu yang menuntut pelaksanaan gencatan senjata. Resolusi itu didukung oleh 153 negara.

AS dan Israel menentang gencatan senjata karena mereka meyakini langkah itu hanya akan menguntungkan Hamas.

Washington lebih mendukung jeda dalam pertempuran untuk melindungi warga sipil dan mengizinkan pembebasan sandera yang disandera oleh Hamas dalam serangan mematikan terhadap Israel pada 7 Oktober.

Israel telah membombardir Gaza dari udara, mengepung, dan melancarkan serangan darat sebagai pembalasan atas serangan 7 Oktober, yang menurut Israel menewaskan kurang dari 1.200 orang dan menyebabkan 240 orang disandera.

Sementara itu menurut para pejabat kesehatan Palestina, sudah sekitar 19.000 warga Palestina yang terbunuh akibat serangan-serangan Israel itu.

Setelah beberapa upaya gagal untuk mengambil tindakan, DK PBB pada November menyerukan penghentian sementara pertempuran guna memungkinkan akses bantuan ke Gaza terbuka.

Selama jeda tujuh hari tersebut --yang berakhir pada 1 Desember, Hamas membebaskan beberapa sandera, beberapa warga Palestina dibebaskan dari penjara Israel, dan ada peningkatan arus bantuan ke Gaza.

Bantuan kemanusiaan dan pengiriman bahan bakar yang terbatas telah menyeberang ke Gaza melalui penyeberangan Rafah dari Mesir di bawah pantauan Israel.

Namun, para pejabat PBB dan para petugas mengatakan bantuan itu tidak dapat memenuhi kebutuhan paling dasar warga Gaza.

Rancangan resolusi tersebut bertujuan untuk mengatur pemantauan PBB di Gaza pada bantuan yang diberikan melalui darat, lau,t atau bantuan dari negara-negara yang bukan pihak dalam konflik tersebut.

PBB akan memberitahu Otoritas Palestina dan Israel mengenai pengiriman bantuan tersebut.

Pada Minggu, pos penyeberangan Kerem Shalom ke Gaza yang dikuasai Israel telah dibuka untuk truk bantuan untuk pertama kalinya sejak perang pecah, kata para pejabat, sebagai langkah untuk melipatgandakan jumlah makanan dan obat-obatan ke Gaza.

Pilihan Editor: Temui Langsung Korban Pembantaian di Gaza, Dubes Dewan Keamanan PBB: Mengerikan!

REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

1 jam lalu

Sebuah layar memperlihatkan hasil pemungutan suara selama pemungutan suara Majelis Umum PBB mengenai rancangan resolusi yang mengakui Palestina memenuhi syarat untuk menjadi anggota penuh PBB, di New York City, AS, 10 Mei 2024. REUTERS/Eduardo Munoz
Alasan 9 Negara Ini Menolak Palestina Jadi Anggota Penuh PBB, Termasuk Argentina dan Papua Nugini

Sebanyak 143 negara mendukung Palestina menjadi anggota penuh PBB, 9 negara menolak dan 25 negara lain abstain. Apa alasan mereka menolak?


Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

2 jam lalu

Petugas menguburkan warga Palestina yang tewas dalam serangan Israel, setelah jenazah mereka dibebaskan oleh Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di kuburan massal di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 30 Januari 2024. Para pejabat Palestina mengatakan mayat-mayat itu termasuk korban perang Israel-Hamas dan mayat-mayat yang digali ketika pasukan Israel menerobos Gaza. REUTERS/Mohammed Salem
Korban Tewas Lebih 35.000 Orang, AS Bantah Israel Lakukan Genosida di Gaza

Gedung Putih membantah bahwa Israel melakukan genosida di Gaza. Warga Palestina yang tewas di Gaza sudah lebih dari 35.000 orang.


Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

3 jam lalu

Reaksi seorang pelayat saat memegang jenazah seorang anak Palestina yang tewas dalam serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di rumah sakit Abu Yousef al-Najjar di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 6 Mei 2024. Otoritas Palestina mengatakan bahwa lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza sejak awal operasi militer Israel pada 7 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem
Staf PBB Tewas Diserang Israel di Rafah, Guterres Minta Penyelidikan Penuh

Seorang staf PBB tewas di Rafah setelah kendaraannya ditabrak saat sedang melakukan perjalanan ke sebuah rumah sakit.


Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

3 jam lalu

Seorang anak Palestina melihat lokasi serangan Israel di sebuah rumah yang hancur, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di selatan Jalur Gaza 5 Mei 2024. Otoritas Palestina mengatakan bahwa lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza sejak awal operasi militer Israel pada 7 Oktober 2023. REUTERS/Hatem Khaled
Donor Internasional Janjikan Bantuan Lebih dari Rp32 Triliun untuk Gaza

Sebuah konferensi donor internasional di Kuwait menjanjikan bantuan lebih dari US$2 miliar atau sekitar Rp32 triliun ke Gaza


Top 3 Dunia; Pasien Penerima Transplantasi Ginjal Babi Hasil Rekayasa Meninggal

5 jam lalu

Ilustrasi operasi. REUTERS
Top 3 Dunia; Pasien Penerima Transplantasi Ginjal Babi Hasil Rekayasa Meninggal

Top 3 dunia pada 13 Mei 2024, di antaranya berita pasien penerima transplantasi ginjal babi hasil rekayasa genetika pertama meninggal


Menteri Luar Negeri Spanyol Minta Israel Jangan Serang Rafah

6 jam lalu

Menteri Luar Negeri Spanyol Minta Israel Jangan Serang Rafah

Menteri Luar Negeri Spanyol mendesak Israel agar menghentikan operasi militernya di Rafah karena di sana ada ribuan warga sipil


Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

6 jam lalu

Lindsey Graham. REUTERS/Pool
Senator AS Sarankan Israel Serang Gaza dengan Bom Nuklir

Senator AS Lindsey Graham melontarkan pernyataan kontroversial terkait agresi Israel di Gaza. Ia menyarankan Israel membom nuklir Gaza


UNRWA Mencatat 360 Ribu Warga Tinggalkan Rafah

14 jam lalu

Warga Palestina bepergian dengan mobil saat mereka melarikan diri dari Rafah setelah pasukan Israel melancarkan operasi darat dan udara di bagian timur kota Gaza selatan, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 8 Mei 2024. REUTERS/Hatem Khaled
UNRWA Mencatat 360 Ribu Warga Tinggalkan Rafah

Jumlah warga Palestina yang terpaksa meninggalkan Rafah karena serangkaian serangan militer Israel meningkat menjadi 360 ribu orang.


Militer Israel Kepung Gaza dari Utara Hingga Selatan, Kondisi Warga Palestina Semakin Sulit

14 jam lalu

Seorang wanita menangis sambil memegang jenazah seorang anak Palestina yang tewas dalam serangan Israel, di tengah konflik antara Israel dan Hamas, di rumah sakit Abu Yousef al-Najjar di Rafah, di Jalur Gaza selatan, 6 Mei 2024. Otoritas Palestina mengatakan bahwa lebih dari 15.000 anak terbunuh di Jalur Gaza sejak awal operasi militer Israel pada 7 Oktober 2023. REUTERS/Mohammed Salem
Militer Israel Kepung Gaza dari Utara Hingga Selatan, Kondisi Warga Palestina Semakin Sulit

Pasukan Israel menyerbu jauh ke dalam reruntuhan di tepi utara Gaza , di saat bersamaan tank dan tentara Israel menerobos jalan raya menuju Rafah


Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

15 jam lalu

Mantan pilot Korps Marinir A.S. Daniel Duggan, yang menghadapi ekstradisi ke Amerika Serikat karena diduga melanggar undang-undang pengendalian senjata A.S. setelah ia melatih pilot Tiongkok, berpose untuk difoto dalam gambar selebaran tak bertanggal ini.  Warwick Ponder/Handout melalui REUTERS
Ditangkap di Australia, Mantan Pilot Marinir AS Akui Bekerja dengan Peretas Cina

Mantan pilot Marinir AS yang menentang ekstradisi dari Australia, tanpa sadar bekerja dengan seorang peretas Tiongkok, kata pengacaranya.