TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan kepada panel di Knesset bahwa Arab Saudi dan Uni Emirat Arab akan mendanai upaya rekonstruksi Gaza setelah perang dengan Hamas selesai.
“Langkah pertama di Gaza adalah mengalahkan Hamas. Setelah itu, saya yakin Uni Emirat Arab dan Arab Saudi akan mendukung rehabilitasi Jalur Gaza,” kata Netanyahu, dalam sambutannya yang menurut situs berita Israel kemudian dibocorkan ke beberapa media berbahasa Ibrani.
Baik UEA maupun Arab Saudi tidak secara terbuka menyatakan bahwa mereka bersedia menanggung biaya rekonstruksi Gaza.
Laporan tersebut juga menyatakan bahwa Netanyahu yakin Israel dapat melanjutkan perjanjian normalisasi yang ditandatangani dengan beberapa negara Arab pada tahun 2020.
Dia mengatakan akan terus mengupayakan kesepakatan dengan Arab Saudi, dan menggunakannya untuk mendapatkan dukungan bagi upaya rekonstruksi di wilayah kantong tersebut.
Sebelum 7 Oktober 2023, AS di bawah kepemimpinan Presiden Joe Biden selama berbulan-bulan telah berupaya membuat Israel dan Arab Saudi menormalisasi hubungan. Namun sejak perang di Gaza dimulai lebih dari dua bulan lalu, Riyadh menunda pembicaraan normalisasi.
Pekan lalu, utusan energi AS Amos Hochstein mengatakan bahwa harapan tidak boleh hilang. Normalisasi hubungan antara kedua negara tetap menjadi tujuan Washington.
Dilansir dari Times of Israel, para pejabat negara-negara Arab dan AS telah mengatakan berulang kali selama dua bulan terakhir bahwa dukungan negara-negara Arab terhadap rekonstruksi Gaza masih belum pasti. Dukungan tersebut akan diberikan bila Otoritas Palestina akan mengambil alih Gaza. Negara-negara Arab juga menginginkan solusi dua negara dalam konflik Hamas Israel.
Namun Netanyahu mengesampingkan kembalinya Otoritas Palestina atau PA ke Gaza dan solusi dua negara. “Perbedaan antara Hamas dan Otoritas Palestina adalah bahwa Hamas ingin menghancurkan kita di sini dan saat ini, sedangkan PA ingin melakukannya secara bertahap,” kata Netanyahu.
“Kami bekerja sama dengan Otoritas Palestina melawan Hamas jika hal tersebut memenuhi kepentingan kami berdua, hingga batas tertentu,” ujarnya.
MIDDLE EAST EYE | TIMES OF ISRAEL
Pilihan editor: Prancis Setop Danai Sekolah Muslim Terbesar karena Ajarkan Etika