Distribusi Bantuan Terhambat
Seorang anak Palestina tertidur di tenda plastik setelah meninggalkan rumahnya akibat serangan Israel di sebuah kamp di Rafah, saat konflik antara Israel dan Hamas, di Jalur Gaza selatan, 6 Desember 2023. REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
Militer Israel, yang ingin memusnahkan Hamas setelah kelompok militan tersebut melakukan serangan di Israel selatan pada 7 Oktober, mengatakan bahwa pihaknya telah memberitahu warga sipil terlebih dahulu untuk mengevakuasi daerah di mana mereka berencana untuk beroperasi, melalui pesan telepon, pernyataan online dan selebaran.
“Ada pengeboman, perusakan, selebaran yang dijatuhkan, ancaman dan panggilan telepon untuk mengungsi dan meninggalkan Khan Yunis, tapi harus pergi ke mana?” tanya Khamis Al-Dalu.
Lebih dari 80 persen warga Gaza adalah pengungsi atau keturunan pengungsi yang diusir atau meninggalkan tanah mereka ketika Israel didirikan pada 1948.
“Demi Tuhan, kamu ingin kami pergi ke mana?” Lanjut Dalu, amarahnya membara. “Kami meninggalkan Khan Yunis dan sekarang kami berada di tenda-tenda di Rafah, tanpa atap, tanpa dinding.”
Kota Rafah berjarak sekitar 13 kilometer dari Khan Younis, yang sedang diserang dengan sengit. Letaknya di perbatasan dengan Mesir, dan Penyeberangan Rafah adalah satu-satunya titik persimpangan antara Mesir dan Jalur Gaza.
Laporan PBB yang dikeluarkan pada Rabu mengatakan bahwa meskipun sejumlah bantuan telah masuk ke Gaza dari Mesir melalui penyeberangan tersebut, pendistribusiannya oleh PBB terhambat oleh kekurangan truk dan karena staf tidak dapat melapor ke Rafah karena meningkatnya permusuhan sejak gencatan senjata runtuh minggu lalu.
Pilihan Editor: PBB Cari Jalan Lain Salurkan Bantuan ke Gaza Selain dari Rafah
REUTERS | ARAB NEWS