TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah Amerika Serikat telah memberi tahu Israel bahwa Washington akan memberlakukan larangan visa terhadap sejumlah pemukim Yahudi yang melakukan kekerasan terhadap warga sipil Palestina di Tepi Barat.
Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan kabinet Israel, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyampaikan bahwa AS akan mengambil tindakan sendiri terhadap sejumlah orang yang tidak diungkapkan jumlahnya.
Kekerasan di Tepi Barat, wilayah Palestina yang diduduki Israel, telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir akibat ekspansi permukiman Yahudi dan buntunya upaya perdamaian yang disponsori AS selama hampir satu dasawarsa.
Kekerasan di sana mencapai tingkat terparah dalam lebih dari 15 tahun terakhir setelah Israel melancarkan serangan tanpa henti di Gaza, wilayah Palestina lain yang diblokade oleh Israel.
Serangan tersebut merupakan aksi balasan terhadap kelompok perlawanan Palestina Hamas, yang menyusup dan menyerang Israel pada 7 Oktober.
AS telah berkali-kali menyampaikan kekhawatirannya atas peningkatan kekerasan di Tepi Barat dan menyatakan bahwa hal itu harus dihentikan.
Dalam sebuah tulisan opini di Washington Post pada 18 November, Presiden AS Joe Biden mengancam akan mengambil tindakan terhadap pelaku kekerasan di wilayah itu.
"Saya telah menegaskan kepada para pemimpin Israel bahwa kekerasan ekstrem terhadap warga Palestina di Tepi Barat harus dihentikan dan mereka yang melakukan kekerasan harus diadili," tulis Biden.
Dia menambahkan bahwa pemerintahannya siap mengambil tindakan sendiri, termasuk memberlakukan larangan visa terhadap ekstremis Israel yang menyerang warga sipil Palestina di Tepi Barat.
Pejabat Departemen AS itu, yang berbicara secara anonim, mengatakan bahwa Washington ingin Israel menuntut para pelaku kejahatan tersebut, tetapi hal itu belum dilakukan Israel.
Larangan visa bisa diberlakukan dalam beberapa pekan mendatang, kata sang pejabat.
Serangan harian oleh para pemukim Yahudi di Tepi Barat meningkat lebih dari dua kali lipat, menurut data PBB, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober.
Serangan itu menewaskan 1.200 warga Israel dan menyandera sekitar 240 orang, sedangkan gelombang serangan udara dan invasi Israel ke Gaza telah menewaskan lebih dari 15.000 orang.
Pilihan Editor: Hamas Tawarkan Pengembalian Jasad Sandera Bayi dan Ibunya, Israel Tak Kunjung Menanggapi
REUTERS