TEMPO.CO, Jakarta - Hamas mengatakan telah menawarkan untuk menyerahkan jenazah seorang ibu dan kedua putranya, yang disandera oleh kelompok pejuang Palestina tersebut di Gaza, kembali ke Israel sebagai bagian dari upaya untuk memperpanjang gencatan senjata dengan Israel.
Shiri Bibas, putranya yang berusia 10 bulan Kfir, dan saudara laki-lakinya yang berusia empat tahun, Ariel, serta ayah mereka, Yarden disandera Hamas pada 7 Oktober lalu.
Awal pekan ini, sayap bersenjata Hamas mengumumkan bahwa Shiri, Kfir dan Ariel telah tewas dalam pengeboman Israel sebelum gencatan senjata– sebuah klaim yang menurut militer Israel sedang diselidiki, namun belum dapat dikonfirmasi.
Pertempuran antara Israel dan Hamas kembali terjadi di Jalur Gaza pada Jumat 1 Desember 2023 setelah tidak tercapai kesepakatan mengenai perpanjangan jeda pertempuran selama tujuh hari.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata sementara, Hamas telah mengembalikan sejumlah sandera Israel dengan imbalan pembebasan lebih dari 200 tahanan Palestina.
“Sepanjang malam, negosiasi tidak langsung dilakukan untuk memperpanjang gencatan senjata,” kata Hamas dalam sebuah pernyataan pada hari Jumat.
“Hamas juga menawarkan untuk memindahkan jenazah keluarga Bibas dan membebaskan ayah mereka pemakaman keluarganya, bersama dengan dua tahanan Zionis,” tambahnya.
Pihak berwenang Israel “tetap tidak responsif”, katanya.
Sementara itu, kantor perdana menteri Israel mengatakan bahwa “Israel tidak akan menanggapi laporan berbasis propaganda yang berasal dari Hamas”.
Hingga Kamis, laporan kematian tiga anggota keluarga Bibas masih belum dapat dikonfirmasi, menurut juru bicara militer Daniel Hagari. Tentara Israel sebelumnya mengatakan “Hamas sepenuhnya bertanggung jawab atas keamanan semua sandera”.
Pilihan Editor: Antony Blinken Temui Mahmoud Abbas dan Netanyahu
ARAB NEWS