TEMPO.CO, Jakarta - PBB menyesalkan dimulainya kembali serangan Israel di Gaza pada Jumat 1 Desember 2023 dan menggambarkan pengeboman yang menewaskan puluhan warga sipil hanya dalam beberapa jam setelah gencatan senjata berakhir antara Israel-Hamas sebagai “bencana besar”.
PBB mendesak semua pihak untuk mewujudkan gencatan senjata yang langgeng. Jens Laerke, juru bicara kantor kemanusiaan PBB di Jenewa, mengatakan dimulainya kembali permusuhan berarti “neraka di bumi telah kembali ke Gaza”.
Pesawat-pesawat tempur Israel kembali mengebom Gaza, menyebabkan warga sipil Palestina melarikan diri ke tempat perlindungan, setelah gencatan senjata yang telah berlangsung selama seminggu berakhir tanpa ada kesepakatan untuk memperpanjangnya.
Hingga berita ini dituslis, sedikitnya 61 warga Palestina di Gaza tewas akibat serangan udara Israel, 15 diantara berasal dari satu keluarga.
“Terjadinya kembali serangan di Gaza adalah bencana besar,” kata Volker Turk, Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB.
“Saya mendesak semua pihak dan negara-negara yang mempunyai pengaruh terhadap mereka untuk segera melipatgandakan upaya untuk memastikan gencatan senjata – atas dasar kemanusiaan dan hak asasi manusia.”
Dalam sebuah postingan di platform media sosial X, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan dia menyesali dimulainya kembali permusuhan dan berharap jeda baru dapat dilakukan.
“Kembalinya permusuhan hanya menunjukkan betapa pentingnya gencatan senjata kemanusiaan yang sejati,” katanya.
Laerke mengatakan bahwa gencatan senjata selama seminggu telah menyebabkan konvoi kemanusiaan yang jauh lebih besar memasuki Gaza yang padat penduduknya, bahkan mencapai utara Wadi Gaza, yang sebelum jeda tersebut hampir tidak menerima pasokan apa pun.
“Dengan dimulainya kembali perang, kami khawatir kelanjutan (bantuan) ini,” katanya.
“Perlintasan Rafah ditutup saat ini. Kita memerlukan dimulainya kembali jeda kemanusiaan, bukan kembalinya perang.”
Menghimbau gencatan senjata yang langgeng, UNICEF menyebut kelambanan tindakan di Gaza sebagai “persetujuan atas pembunuhan anak-anak”.
“Gencatan senjata yang langgeng harus diterapkan,” James Elder, juru bicara UNICEF, mengatakan kepada wartawan melalui tautan video dari Gaza.
“Intinya kelambanan tindakan adalah persetujuan atas pembunuhan anak-anak… Adalah tindakan yang ceroboh jika berpikir bahwa lebih banyak serangan terhadap rakyat Gaza akan mengarah pada hal lain selain pembantaian.”
Pilihan Editor: 32 Warga Palestina di Gaza Tewas Diserang Israel dalam Tiga Jam Setelah Gencatan Senjata Berakhir
REUTERS