TEMPO.CO, Jakarta - Jepang meminta Amerika Serikat menangguhkan semua penerbangan non-darurat V-22 Osprey di atas wilayahnya setelah salah satu pesawat jenis tiltrotor itu jatuh ke laut pada hari Rabu, 29 Noveber 2023, di Jepang barat, yang menandai kecelakaan pesawat militer AS yang fatal pertama di negara itu dalam lima tahun.
Angkatan Udara AS mengatakan penyebab pesawat jatuh selama misi pelatihan rutin, yang menewaskan sedikitnya satu orang, belum diketahui. Operasi pencarian dan penyelamatan untuk menemukan tujuh awak kapal yang tersisa masih berlangsung.
"Terjadinya kecelakaan seperti itu menimbulkan kecemasan besar bagi masyarakat di wilayah tersebut... dan kami meminta pihak AS untuk memastikan penerbangan Osprey aman," kata Minoru Kihara di parlemen, Kamis, 30 Novembr 2023.
Pasukan Bela Diri Jepang (SDF), yang juga mengoperasikan Ospreys, akan menangguhkan penerbangan pesawat angkut tersebut sampai kejadian diklarifikasi, kata pejabat kementerian pertahanan lainnya.
“Fokus kami adalah pada operasi pencarian dan penyelamatan yang sedang berlangsung, dan kami berdoa agar mereka kembali dengan selamat,” Rahm Emanuel, duta besar AS untuk Jepang, mengatakan dalam sebuah postingan di X.
Para saksi mata mengatakan mesin kiri pesawat tampak terbakar ketika mendekati bandara untuk pendaratan darurat dalam cuaca cerah dan angin sepoi-sepoi, lapor media.
Dikembangkan oleh Boeing dan Bell Helicopter, V-22 hibrida, yang dapat mendarat dan lepas landas seperti helikopter dan terbang seperti pesawat bersayap tetap, dioperasikan oleh Angkatan Udara, Marinir, dan Angkatan Laut AS, dan SDF.
V-22 Osprey merupakan sebuah pesawat terbang militer tiltrotor sayap tinggi (high wing) dengan kemampuan vertical takeoff and landing (VTOL) dan short takeoff and landing (STOL). Pesawat ini didesain dengan menggabungkan kelebihan fungsionalitas helikopter konvensional dengan performa jarak jauh dari pesawat terbang turboprop.
Pengerahan pesawat tersebut di Jepang telah menjadi kontroversi, dengan kritik terhadap kehadiran militer AS di kepulauan barat daya yang mengatakan bahwa hal itu rentan terhadap kecelakaan. Amerika dan Jepang mengatakan itu aman.
Jepang menjadi tuan rumah konsentrasi kekuatan militer Amerika terbesar di luar negeri, dan negara ini menjadi rumah bagi satu-satunya kapal induk Amerika yang dikerahkan di garis depan, pusat pengangkutan udara di Asia, skuadron tempur, dan pasukan ekspedisi Korps Marinir Amerika.
Pada bulan Agustus, pesawat Osprey AS jatuh di lepas pantai Australia utara saat mengangkut pasukan selama latihan militer rutin, menewaskan tiga Marinir AS.
Kecelakaan lainnya terjadi di laut lepas pulau selatan Okinawa pada bulan Desember 2016, yang merupakan insiden pertama di Jepang, yang menyebabkan pesawat tersebut dilarang terbang sementara oleh militer AS.
Kecelakaan pesawat militer AS yang fatal terakhir di Jepang terjadi pada tahun 2018, ketika tabrakan di udara selama latihan menewaskan enam orang.
REUTERS
Pilihan Editor Elon Musk Tolak Undangan Hamas Datang ke Gaza: Berbahaya