TEMPO.CO, Jakarta - Hamas menerbitkan surat yang mereka klaim ditulis oleh seorang sandera Israel sebagai ucapan terima kasih kepada kelompok tersebut karena telah memperlakukan dia dan putrinya secara manusiawi di penahanan.
Surat itu, kata Hamas, ditulis oleh Danielle Aloni, dibebaskan bersama putrinya yang berusia lima tahun, Emilia, pada hari Jumat, 24 November 2023. Surat itu diterbitkan oleh Shebab Agency yang berafiliasi dengan Hamas dalam bahasa Ibrani dan Arab, Senin, 27 November 2023, demikin dikutip dari laman Themessenger.com.
Aloni belum bisa dihubungi untuk diminta konformasi soal keaslian surat. Tidak jelas apakah dia dipaksa untuk menulis surat itu, atau apakah dialah penulis sebenarnya. Unggahan itu tayang 540 ribu kali, dan diunggah ulang 1.400 kali sejak diunggah Senin malam.
Dalam surat tersebut, Hamas mengklaim Alone menulis, “Kepada para jenderal yang menemani kami dalam beberapa minggu terakhir…Saya berterima kasih dari lubuk hati saya yang terdalam atas rasa kemanusiaan luar biasa yang Anda tunjukkan terhadap saya dan putri saya Emilia.”
“Anda sudah seperti orang tua baginya, mengundangnya ke kamarmu kapan saja dia mau,” tulis surat itu. “Dia pergi dengan perasaan seperti Anda semua adalah temannya, dan bukan hanya temannya, tapi teman yang sangat sangat baik.”
“Terima kasih, terima kasih, terima kasih atas berjam-jam mengasuh anak,” lanjut surat itu.
Dalam catatan tersebut, Aloni berterima kasih kepada para penyanderanya karena “menghujani” putrinya dengan “permen, buah-buahan, dan apa pun yang tersedia meskipun jumlahnya tidak cukup.”
“Putri saya mengira dia adalah seorang ratu di Gaza,” kata surat itu, seraya menambahkan bahwa anak berusia lima tahun itu tidak akan meninggalkan Gaza dengan “trauma psikologis,” meskipun dia menyaksikan pembantaian yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober 2023 dan tujuh minggu berikutnya sebagai sandera.
Aloni, 45 tahun, dan Emilia diculik pada 7 Oktober 2023 di Nir Oz, sebuah kibbutz Israel Selatan dekat Gaza di mana Hamas dilaporkan membunuh atau menculik sekitar 110 dari 400 penduduknya, termasuk seluruh keluarga yang dibunuh di ruang aman mereka sendiri.
Aloni dan putrinya yang masih kecil berada di sana mengunjungi saudara perempuannya, Sharon Aloni-Cunio, yang juga disandera bersama suaminya David Cunio dan anak kembarnya yang berusia 3 tahun, Emma dan Yuli. Sharon Aloni-Cuinio dan anak kembarnya dibebaskan dari penawanan pada hari Senin, namun David tetap menjadi sandera.
Berita pada hari Senin ini muncul ketika Israel dan Hamas menyetujui perpanjangan gencatan senjata sementara selama dua hari untuk melanjutkan pertukaran sandera dan tahanan, tujuh minggu setelah serangan mendadak kelompok teror tersebut yang menewaskan lebih dari 1.200 warga Israel, memicu pengepungan total terhadap Gaza yang telah diklaim oleh Israel. ribuan nyawa warga Palestina.
Reuters melaporkan, Pemerintah Israel melarang para sandera yang sudah dibebaskan berbicara dengan media karena sedang dalam pemulihan trauma fisik dan psikis.
REUTERS
Pilihan Editor WHO: Lonjakan Penyakit Pernafasan di Cina Tak Setinggi di Awal Pandemi Covid, Hanya Flue