TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Filipina memberikan jaminan kepada mantan senator dan pengkritik keras “perang melawan narkoba” yang dilakukan presiden Rodrigo Duterte (2016-2022) setelah hampir tujuh tahun dipenjara atas tuduhan yang selalu dibantahnya.
Leila de Lima, 64 tahun, menghadapi berbagai dakwaan pada tahun 2017 dalam waktu beberapa bulan setelah meluncurkan penyelidikan Senat terhadap kampanye brutal anti-narkotika Presiden Duterte, di mana ribuan pengguna dan pengedar dibunuh oleh polisi atau tewas secara misterius.
“Akhirnya, saya akan dibebaskan,” kata De Lima kepada wartawan di luar pengadilan setelah jaminannya diberikan, Senin, 13 November 2023.
“Selama bertahun-tahun, seluruh keberadaan saya menyerukan keadilan dan kebebasan,” kata politikus perempuan ini.
Duterte, yang masa jabatannya berakhir pada tahun 2022, menuduhnya berkolusi dengan geng narkoba saat dia menjadi menteri kehakiman, yang berujung pada tuduhan konspirasi perdagangan narkotika.
Dua dari tiga kasus terhadap De Lima telah dibatalkan dan dia meminta jaminan dalam satu kasus yang tertunda karena alasan kesehatan, yang dikabulkan pengadilan pada hari Senin.
De Lima selalu menegaskan tuduhan terhadapnya tidak berdasar dan bermotif politik.
Pengacaranya, Filibon Tacardon, mengatakan kepada Reuters melalui telepon, De Lima bisa keluar dari penjara pada Senin malam.
Kelompok hak asasi manusia menuduh Duterte menghasut kekerasan yang mematikan dan mengatakan polisi membunuh tersangka narkoba yang tidak bersenjata dan melakukan rekayasa dalam skala besar dalam kampanye melawan narkoba.
Polisi selalu menyangkal hal itu dan Duterte bersikeras bahwa polisi membunuh hanya untuk membela diri.
REUTERS
Pilihan Editor Benjamin Netanyahu Sebut Otoritas Palestina Sekarang Tak Seharusnya Pimpin Gaza