TEMPO.CO, Jakarta - Ratusan orang pro-Palestina melakukan aksi protes di luar rumah Presiden Amerika Serikat Joe Biden di Delaware pada Sabtu, 11 November 2023. Protes dilakukan setelah Amerika Serikat mengumumkan dukungan pada operasi militer Israel melawan Hamas di Gaza, yang telah menewaskan ribuan korban sipil.
Bendera Palestina terlihat berkibar-kibar saat massa yang menyemut menuntut agar segera dilakukan gencatan senjata. ‘Presiden Biden, Anda tidak bisa bersembunyi ! Kami mendakwa Anda melakukan genosida!,’ demikian diteriakkan demonstran.
NOW — Hundreds of Pro-Palestine Protesters Are Outside Biden's Delaware Home Chanting “No Ceasefire, No Vote” and “In November, We Remember” pic.twitter.com/lyscEsXCE2
— Chief Nerd (@TheChiefNerd) November 11, 2023
Unjuk rasa di depan rumah Biden ini dilakukan saat orang nomor satu di Amerika Serikat itu menyampaikan pidato di Arlington National Ceremony dalam rangka hari Veteran. Ketika itu, Biden mengatakan perang dan konflik, kematian serta kerugian bukan peninggalan sejarah Amerika Serikat, melainkan bagian dari sejarah Amerika Serikat.
Pemerintahan Biden sedang menghadapi kritik atas pendiriannya terhadap perang Israel-Hamas. Sejumlah unjuk rasa pro-Palestina sudah terjadi di depan Gedung Putih dalam beberapa pekan terakhir. Di dekat pintu masuk Gedung Putih dari sayap barat, terdapat cap tangan warna merah darah dan graffiti bertuliskan ‘genosida Joe’.
Meskipun ada sejumlah laporan kalau Gedung Putih sedang membantu bernegosiasi agar ada jeda singkat setiap harinya di Gaza agar warga sipil bisa dievakuasi, Biden masih saja berulang kali mengutarakan dukungan pada Israel yang diklaimnya Negara Bintang Daud itu berhak membela diri. Pada Kamis, 9 November 2023, Biden sekali lagi mengatakan tidak ada kemungkinan untuk sepenuhnya gencatan senjata hingga Israel menghancurkan kelompok Hamas.
Israel memborbardir wilayah Gaza yang padat penduduk, di mana serangan sengit ini belum pernah terjadi sebelumnya. Otoritas kesehatan Palestina menyebut lebih dari 11 ribu orang tewas dalam tempo lebih dari empat pekan akibat artileri dan serangan udara ke Gaza. Dari jumlah tersebut, sekitar 40 persen adalah anak-anak. Beberapa lembaga kemanusiaan memperingatkan kemungkinan terjadinya bencana kemanusiaan. Sebab saat ini banyak korban luka-luka, sedangkan ketersediaan obat-obatan terbatas ddan sistem kesehatan di Gaza sudah melebihi kapasitas.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Antony Blinken Akui Jumlah Korban Sipil Palestina yang Tewas Sudah Terlalu Banyak
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini