TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengakui warga Palestina yang menjadi korban jiwa dalam serangan Israel ke Hamas, sudah terlalu banyak. Blinken pun meminta agar kematian warga sipil dan penderitaan mereka dikurangi.
“Banyak yang harus dilakukan untuk melindungi warga sipil dan memastikan kalau bantuan kemanusiaan sampai ke mereka. Terlalu banyak warga Palestina yang menjadi korban, terlalu banyak yang menderita dalam beberapa pekan terakhir ini dan kami ingin melakukan apapun yang mungkin bisa dilakukan untuk melukai mereka dan memaksimumkan bantuan sampai ke mereka,” kata Blinken, Jumat, 10 November 2023.
Amerika Serikat sudah mencoba meyakinkan Israel agar memberlakukan jeda kemanusiaan yang lebih lama dan menyorongkan gagasan bagaimana caranya agar lebih melindungi warga sipil. Namun Blinken tidak menjelaskan lebih detail hasil diskusinya dengan Isreal
Kementerian Kesehatan Palestina pada Jumat, 10 November 20203, mengungkap jumlah kematian akibat serangan Israel ke Gaza sudah lebih dari 11 ribu orang. Dari jumlah itu, 4.506 anak-anak dan 3.027 perempuan. Data terbaru menyebut ada sekitar 27.490 orang mengalami luka-luka selama lebih dari sebulan bombardier dari militer Negeri Bintang Daud.
Blinken menyebut Israel berhak membela diri dari Hamas, namun Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Jumat, 10 November 2023, menegaskan membela diri bukan hal yang bisa dibenarkan untuk skala pengeboman hingga menyebabkan penderitaan dialami warga sipil di Gaza.
“Hari ini de facto, warga sipil dibom – de fakto. Bayi-bayi ini, perempuan-perempuan, lansia dijatuhi bom dan tewas. Jadi, tidak ada alasan untuk melegitimasi tindakan itu (Israel),” kata Macron, yang berkeras penting bagi Israel menjaga keamanannya sendiri secara jangka menengah maupun jangka panjang. Sebab setiap nyawa itu berarti.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Josep Borrell Pesimis Ukraina Menang Perang
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini