TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky berbicara dengan Presiden RI Joko Widodo lewat telepon pada Kamis, 9 November 2023 tentang formula Perdamaian Ukraina, ketahanan pangan global, dan konflik di Timur Tengah. Pembicaraan ini ia sampaikan dalam video pidato yang ia unggah tiap malam di website Presiden Ukraina selama masa perang Ukraina, yang meletup pada Februari 2022.
“Hari ini saya berbicara dengan Presiden Indonesia. Omong-omong, ini adalah negara tempat Formula Perdamaian kami pertama kali dipresentasikan setahun yang lalu pada KTT G20,” ujarnya, merujuk pada formula berisi sepuluh poin yang pertama kali ia umumkan pada November 2022 di Bali, saat Indonesia menjadi Presiden G20.
Sepuluh poin tersebut adalah keamanan radiasi dan nuklir, keamanan pangan, keamanan energi, pembebasan semua tawanan dan orang yang dideportasi, pemulihan integritas teritorial Ukraina, penarikan pasukan Rusia dari Ukraina dan pemulihan perbatasan antara keduanya, keadilan, pencegahan ekosida, pencegahan eskalasi konflik, dan konfirmasi berakhirnya perang.
Zelensky mengatakan telah memberi tahu Jokowi tentang hasil yang telah dicapai Ukraina dalam menarik mayoritas dunia untuk mengikuti Formula Perdamaian. Tujuan akhirnya adalah mendesak para pemimpin dunia untuk mengadakan KTT Perdamaian Global berdasarkan formula tersebut.
“Saya berharap Indonesia akan menjadi bagian dari upaya global ini,” ujar Zelensky.
Dalam percakapannya dengan Jokowi, politikus mantan komedian tersebut juga mengatakan mereka membahas koridor ekspor maritim Laut Hitam yang disebut salah satu keberhasilan terbesar Ukraina, karena menjaga lautnya dari keberadaan kapal perang Rusia.
“Saya berterima kasih kepada semua pejuang kita, semua pekerja pelabuhan, dan semua orang yang membantu, karena telah menjaga Laut Hitam sebagai laut yang hidup bagi hubungan global, bukan zona teror Rusia,” ucapnya.
Penderitaan masyarakat di Timur Tengah juga menjadi salah satu topik pembicaraannya dengan Jokowi, katanya, tanpa merujuk pada satu konflik spesifik. Menurut Zelensky, sangat penting untuk melindungi sebanyak mungkin warga sipil dan perang yang sedang terjadi di Timur Tengah tidak menyebabkan runtuhnya stabilitas internasional secara besar-besaran.
Pernyataannya datang ketika Israel telah membombardir Jalur Gaza tanpa henti selama lebih dari satu bulan sejak 7 Oktober 2023, atas balasan terhadap penyerbuan kelompok militan Hamas. Pertempuran tersebut telah merenggut belasan ribu nyawa dari kedua belah pihak — dengan lebih dari 10 ribu berasal dari sisi Palestina — dan berpotensi meluas menjadi konflik regional di Timur Tengah.
Menanggapi percakapan Zelensky dan Jokowi, Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin menyebutnya sebagai percakapan singkat namun sangat berarti bagi para presiden. Menurutnya, banyak yang telah berubah perihal Formula Perdamaian sejak KTT G20 di Bali.
“Misalnya, saat ini kita sudah memiliki mekanisme implementasi poin-poin rumusan tersebut yang sangat jelas,” ujarnya dalam konferensi pers daring, Jumat, 10 November 2023.
Tiga pertemuan telah berlangsung antara negara-negara untuk mendiskusikan mekanisme tersebut. Pertama di Copenhagen, Denmark pada Juni lalu, yang dihadiri 15 negara. Kedua di Jeddah, Arab Saudi pada Agustus bersama 42 negara. Terakhir, di Valletta, Malta pada Oktober 2023 dengan lebih dari 60 negara.
“Begitu banyak negara yang ambil bagian dalam pertemuan terakhir ini. Kami masih belum memiliki Indonesia bersama kami. Tapi mudah-mudahan Indonesia juga ikut bergabung,” kata duta besar tersebut.
NABIILA AZZAHRA ABDULLAH
Pilihan Editor: Belgia Menilai Israel Perlu Dijatuhi Sanksi
Ikuti berita terkini dari Tempo.co di Google News, klik di sini