TEMPO.CO, Jakarta - Seruan aksi boikot produk Israel atau deretan perusahaan yang dianggap mendukungnya telah berlangsung di banyak negara. Seruan boikot selalu marak ketika agresi Israel terhadap masyarakat Palestina. Boikot menjadi upaya untuk solidaritas terhadap Palestina.
Pada 2010, kala itu Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad menyerukan boikot total semua produk Israel dan perushaan-perusahan yang berbisnis dengan negara itu, dikutip dari Koran Tempo.
Pada 2012, jaringan supermarket terbesar di Inggris mengumumkan memboikot produk agrikultur Israel yang diproduksi di kawasan Tepi Barat. Kebijakan pertama dari Inggris untuk mengakhiri kesepakatan green line dengan perusahaan Israel. Akibat keputusan itu, tiga perusahaan agrikultur Israel yang terkena efek langsung, yaitu Agrexco, Mehadrin, dan Arava.
Pada 2014, protes terhadap serangan Israel ke Gaza dilakukan di berbagai negara, termasuk Amerika Serikat. Di Boston, protes terhadap Israel antara lain diselenggarakan oleh Jewish Voice for Peace, diikuti ribuan demonstran di 15 kota. Mereka juga menyuarakan seruan boikot terhadap produk asal Israel.
Tentang Boikot Produk Israel
1. BDS
Dikutip dari situs web BDS Movement, gerakan Boycott, Divestment, Sanctions atau BDS gerakan yang diinisiasi oleh organisasi sipil Palestina yang berfokus tekanan ke Israel tanpa unsur kekerasan. Gerakan BDS diluncurkan oleh 170 organisasi sipil Palestina, jaringan pengungsi, organisasi perempuan, organisasi profesional, komite perjuangan populer, dan organisasi sipil Palestina lainnya. Gerakan BDS diinisiasi pada 2005 oleh aktivis Palestina, Ramy Shaath dan Omar Barghouti. Saat ini, gerakan BDS telah didukung oleh ratusan organisasi sipil Palestina.
2. Ali Hosseini Khamenei
Dikutip dari Al Jazeera, Ali Hosseini Khameini menyerukan untuk negara Islam di dunia menghentikan ekspor minyak dan makanan ke Israel, sampai negara tersebut menghentikan aksi bombardir ke Gaza.
Khamenei telah menyerukan bahwa masyarakat Gaza telah melakukan mobilisasi terhadap kesadaran publik dengan kesabaran yang dimiliki. Saat ini, menjadi tugas negara Muslim yang ada di dunia untuk melanjutkan perjuangan warga Palestina.
3. Tidak Produk Israel
Dikutip dari situs web The Medialine, aksi boikot tidak hanya ditargetkan untuk produk yang berasal atau diproduksi di Israel. Boikot juga menargetkan beberapa produk dari negara lain yang mendukung Israel. Masyarakat Yordania menunjukan solidaritasnya terhadap warga Palestina dengan melakukan boikot produk Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis yang menunjukkan dukungannya terhadap Israel.
4. Dampak Ekonomi
Aksi seruan boikot oleh BDS, mendorong angka investasi luar negeri Israel jatuh sebesar 46 persen. Beberapa perusahaan besar yang berasal dari Amerika Serikat dan Eropa seperti Veolia, Orange, G4S, General Mills, dan CRH memutuskan untuk keluar dari pasar Israel. Itu berakibat Israel kehilangan hingga 20 juta dolar Amerika.
Investor besar seperti Presbyterian Church USA dan United Methodist Church atau UMC, Dutch Pension Fund PGGM, dan beberapa pemerintah negara lain seperti Norwegia, Luksemburg, dan Selandia Baru memutuskan divestasi dari perusahaan seiring pelanggaran Israel terhadap hukum internasional.
RENO EZA MAHENDRA | INDAH PRATIWI | DIANING SARI
Pilihan Editor: Negara-negara Arab Kompak Serukan Gencatan Senjata, Blinken Menolak Mentah-mentah