TEMPO.CO, Jakarta - Israel mengklaim pasukannya menyerang gerilyawan Hamas di dalam jaringan terowongan luas di bawah wilayah Gaza, Palestina, setelah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menolak seruan penghentian pertempuran guna meringankan krisis kemanusiaan yang semakin memburuk.
Terowongan tersebut adalah tujuan utama Israel ketika mereka memperluas operasi darat di Gaza untuk memusnahkan Hamas, yang menguasai Gaza, menyusul serangan mendadak yang mematikan di Israel selatan tiga minggu lalu.
“Selama sehari terakhir, gabungan IDF (Pasukan Pertahanan Israel) menyerang sekitar 300 sasaran, termasuk rudal anti-tank dan pos peluncuran roket di bawah poros, serta kompleks militer di dalam terowongan bawah tanah milik organisasi teroris Hamas,” kata militer Israel, Selasa, 31 Oktober 2023.
Militan membalas dengan rudal anti-tank dan tembakan senapan mesin, katanya.
“Tentara Israel membunuh teroris dan mengarahkan angkatan udara untuk melakukan serangan terhadap sasaran dan infrastruktur teror,” kata militer Israel, yang menyebut gerilyawan Hamas sebagai teroris.
Pasukan Israel juga membom Gaza semalam dalam serangan udara, laut dan darat, menghantam wilayah barat laut daerah kantong pantai tempat pasukan Israel beroperasi di darat, kata para saksi mata pada hari Selasa.
Para saksi mata mengatakan pasukan Israel menargetkan jalan utama utara-selatan Gaza pada hari Senin dan menyerang Kota Gaza dari dua arah. Israel mengatakan pasukannya membebaskan seorang tentara dari tawanan Hamas.
Kelompok pejuang Palestina tersebut sejauh ini telah membebaskan empat warga sipil dari 240 sandera yang menurut Israel ditangkap dalam serangan 7 Oktober yang menewaskan sekitar 1.400 orang. Banyak sandera diyakini ditahan di terowongan.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan bahwa 8.306 orang, termasuk 3.457 anak di bawah umur, telah tewas dalam serangan Israel sejak 7 Oktober. Para pejabat PBB mengatakan lebih dari 1,4 juta penduduk sipil Gaza yang berjumlah sekitar 2,3 juta jiwa telah kehilangan tempat tinggal.
Brigade al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan pada Selasa pagi pasukannya dengan pasukan Israel yang menyerang Gaza selatan. Empat kendaraan menjadi sasaran rudal al-Yassin 105, katanya, mengacu pada rudal anti-tank yang diproduksi secara lokal.
Mereka juga menembaki dua tank dan buldoser Israel di barat laut Gaza, kata al-Qassam. Di Beit Hanoun, di timur laut, mereka "melikuidasi" unit Israel yang disergap saat memasuki sebuah gedung.
Meningkatnya jumlah korban tewas telah memicu seruan dari Amerika Serikat, sekutu utama Israel, negara-negara lain dan PBB agar menghentikan sementara pertempuran guna memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan mencapai daerah kantong yang terkepung, di mana persediaan makanan, bahan bakar, air minum dan obat-obatan terbatas.
Netanyahu mengatakan pada hari Senin bahwa Israel tidak akan menyetujui penghentian perang dan akan terus melanjutkan rencananya untuk memusnahkan Hamas.
REUTERS
Pilihan Editor Tikam Dua Polisi Dekat Istana Kepresidenan, Kakek Korea Selatan Ditangkap