TEMPO.CO, Jakarta - Sergey Lavrov Menteri Luar Negeri Rusia dalam wawancara dengan kantor berita BELTA pada Sabtu, 28 Oktober 2023, mengungkap gencatan senjata dan dibentuk program-program kemanusiaan karena dibutuhkan di Gaza demi menyelamatkan populasi warga Gaza. Wilayah Gaza saat ini diblokade sehingga tak bisa mendapatkan pasokan air, listrik dan bahan makanan.
“Jika Jalur Gaza dihancurkan, ada 2 juta warga yang terusir. Ini sama dengan menciptakan sebuah bencana (yang akan berlangsung) selama berpuluh tahun kalau tidak beratus tahun,” kata Lavrov.
Dalam wawancara itu, Lavrov kembali mengingatkan kata-kata Sekjen PBB Antonio Guterres yang menyebut kalau serangan Hamas tidak terjadi dalam ruang hampa. Lavrov pun menyerukan agar dilakukan solusi dua negara. Lavrov telah berulang kali mengatakan kepada Israel bahwa ketidakstabilan situasi di kawasan tidak akan segera mereda, tanpa dibentuknya Palestina sebagai sebuah negara melalui sejumlah negosiasi. Bukan hanya itu, ancaman akan selalu ada terhadap Yerusalem barat sebagai dampak ketidak stabilan di territorial Palestina.
Berdasarkan situasi di Gaza saat ini, Lavrov pun menyarankan ada pembicaraan langsung antara Israel dan Palestina soal solusi dua negara yang mungkin seklai diwujudkan walau sulit. Moskow sedang mengirimkan sebuah sinyal ke otoritas di Yerusalemn Barat kalau jalan keluar yang damai harus ditemukan ketimbang pertempuran yang meremukkan wilayah Gaza.
Menurut Lavrov, ketegangan di Gaza telah mengirimkan sinyalemen ke negara-negara Barat bahwa yang perlu difikirkan bukan hanya soal Ukraina, namun juga soal bagaimana memastikan kepentingan keamanan secara umum. Pada Rabu 25 Oktober 2023, Presiden Rusia Vladimir Putin mengutarakan posisi Moskow dalam konflik Gaza bahwa dua negara yang saling berdaulat harus dibentuk berdasarkan keputusan Dewan Keamanan PBB, namun yang terutama saat ini adalah menghentikan pertumpahan darah dan kekerasan.
Pada hari yang sama, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pidatonya membenarkan kalau pihaknya menghujani Hamas dengan serangan darat yang masuk ke Gaza. Pada Jumat, 27 Oktober 2023, juru bicara Israel Defense Forces (IDF) Daniel Hagari mengatakan serangan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir karena pasukan darat ‘memperluas’ aktivitas mereka. Beberapa jam kemudian setelah ucapan Hagari itu, Kementerian Luar Negeri Palestina kembali menyerukan pada dunia keseluruhan agar segera melakukan intervensi demi menghentikan peperangan ini segera.
Sumber: RT.com
Pilihan Editor: Menlu Rusia Sergei Lavrov Temui Kim Jong Un, Persiapan Kunjungan Putin ke Korea Utara
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini