'Menunggu penjelasan'
Keluarga terpecah mengenai tindakan apa yang harus diambil. Beberapa pihak berpendapat bahwa tindakan tegas terhadap Hamas adalah hal yang wajar, namun ada pula yang berpendapat bahwa kesepakatan harus dibuat.
Ketika ditanya tentang tuntutan Hamas agar tahanan Palestina dibebaskan, Ifat Kalderon, yang sepupunya menjadi sandera, berkata: “Bawa mereka, kami tidak membutuhkan mereka di sini. Saya ingin keluarga saya dan semua sandera kembali ke rumah, mereka adalah warga negara, mereka bukan tentara.”
Unjuk rasa di Tel Aviv terjadi setelah salah satu malam paling kejam dalam perang ketika militer menyerang Gaza.
“Tidak ada anggota kabinet perang yang mau bertemu dengan keluarga korban untuk menjelaskan satu hal: apakah operasi darat membahayakan kesejahteraan 229 sandera,” kata Forum dalam sebuah pernyataan.
“Keluarga khawatir dengan nasib orang yang mereka cintai dan menunggu penjelasan. Setiap menit terasa seperti selamanya.”
Sumber mengatakan kepada Al Jazeera pada Jumat bahwa negosiasi, yang dimediasi oleh Qatar, mengenai gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan Hamas telah “berkemajuan dan berada pada tahap lanjut”.
Namun peningkatan serangan udara dan artileri Israel, pemutusan komunikasi dan serangan darat tampaknya telah menghalangi diskusi gencatan senjata.
Israel mengatakan Hamas membunuh 1.400 orang, sebagian besar warga sipil, ketika para pejuang menyerbu melintasi perbatasan pada 7 Oktober.
Sementara serangan udara balasan Israel ke Gaza hingga Sabtu telah menewaskan lebih dari 8.000 warga Gaza. Israel juga menghancurkan instalasi listrik serta sistem komunikasi sehingga warga Palestina di Gaza kini nyaris terputus hubungannya dengan dunia luar. Mereka bahkan tidak bisa menghubungi tim medis dan ambulans jika terluka akibat serangan brutal Israel hingga Sabtu malam.
Pilihan Editor: Hamas Anggap Semua Sandera Berkebangsaan Israel
AL JAZEERA