TEMPO.CO, Jakarta - Pengadilan Qatar mengumumkan hukuman mati bagi delapan warga India yang ditangkap di negara itu tahun lalu, kata pemerintah India pada Kamis. New Delhi mengatakan bahwa pihaknya “sangat terkejut” dengan putusan tersebut.
“Kami sangat terkejut dengan putusan hukuman mati dan menunggu keputusan rincinya. Kami menghubungi anggota keluarga dan tim hukum, dan kami sedang menjajaki semua opsi hukum,” katanya.
New Delhi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka menganggap "kasus ini sangat penting" dan akan "mengambil keputusan bersama pihak berwenang Qatar".
Kementerian Luar Negeri mengatakan akan terus memperluas semua bantuan konsuler dan hukum kepada warga India.
“Kami sangat mementingkan kasus ini dan telah memantaunya dengan cermat. Kami akan terus memperluas semua bantuan konsuler dan hukum. Kami juga akan mengambil keputusan tersebut bersama pihak berwenang Qatar,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Media lokal melaporkan bahwa delapan pria tersebut, yang bekerja di sebuah perusahaan swasta di Qatar, ditangkap karena menjadi mata-mata diduga untuk Israel pada Agustus 2022.
Menurut laporan media India, mereka ditangkap karena dicurigai menjadi mata-mata negara Yahudi untuk memperoleh rahasia program kapal selam militer Qatar.
Namun, Reuters tidak dapat mengkonfirmasi tuduhan tersebut secara independen.
Kasus ini diliputi misteri karena pihak India dan Qatar tetap bungkam atas tuduhan terhadap delapan orang tersebut. Dalam sebuah pengarahan pada 19 Oktober, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arindam Bagchi mengkonfirmasi ketika menjawab pertanyaan dari Hindustan Times bahwa dakwaan telah diajukan terhadap mereka sebagai bagian dari persidangan, namun tidak menjelaskan secara rinci.
Media India menyebut kedelapan warga itu merupakan mantan personel angkatan laut – tujuh perwira dan satu pelaut. Saat ditahan, mereka semua bekerja untuk Al Dahra Global Technologies and Consultancy Services, sebuah perusahaan swasta milik seorang perwira Angkatan Udara Oman yang memberikan pelatihan dan layanan lainnya kepada angkatan bersenjata dan badan keamanan Qatar.
Mereka diyakini mengawasi masuknya kapal selam siluman buatan Italia ke Angkatan Laut Qatar.
Segera setelah orang-orang tersebut ditahan, situs web Al Dahra menyatakan bahwa perusahaan tersebut sedang dalam pemeliharaan dan daftar perusahaan tersebut di Linkedin telah dihapus. Perusahaan tersebut sebelumnya menggambarkan dirinya sebagai “mitra bisnis lokal” untuk angkatan bersenjata Qatar.
Pada 30 Mei 2023, Al Dhara menutup operasinya di Doha dan seluruh karyawan perusahaan tersebut, terutama orang India, kembali ke rumah.
Pilihan Editor: Dubes India Bertemu Petinggi Taliban di Qatar, Apa yang Dibahas?
REUTERS