TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi memulai kunjungan ke Washington pada Kamis, 26 Oktober, ketika Amerika Serikat dan Tiongkok berupaya mengatasi perbedaan strategis yang mendalam dan membuka jalan bagi pertemuan puncak antara Presiden Joe Biden dan Xi Jinping.
Perang Timur Tengah telah menambah dinamika baru dalam hubungan yang tegang antara negara adidaya dan Washington berharap Beijing dapat menggunakan pengaruhnya atas Iran untuk membantu memastikan konflik Israel-Hamas tidak menyebar ke wilayah lebih luas.
Namun, meskipun Beijing dan Washington telah berbicara tentang mencari bidang di mana mereka dapat bekerja sama, dan Xi pada hari Rabu mengatakan Cina bersedia bekerja sama dalam menghadapi tantangan global, para ahli memperkirakan tidak akan ada kemajuan dalam waktu dekat.
Prioritas pemerintahan Biden dengan Beijing adalah mencegah persaingan yang ketat antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu dan perselisihan mengenai sejumlah masalah mulai dari perdagangan dengan Taiwan sampai Laut Cina Selatan yang berubah menjadi konflik.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken akan menyambut Wang di Departemen Luar Negeri pada Kamis ini, dan dia mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB pada hari Selasa bahwa dia akan bekerja dengannya untuk mencegah perluasan konflik Timur Tengah.
Analis kebijakan di Cina dan AS mengatakan kedua belah pihak mempunyai kepentingan sama untuk menghindari perang yang lebih luas dan bahwa Tiongkok, sebagai pembeli minyak utama, mempunyai pengaruh besar terhadap Iran.
Namun apakah Beijing akan memanfaatkan hal ini masih harus dilihat dan para ahli mengatakan Cina mungkin akan mengamatinya lebih lama lagi.
“Cina tentu saja berkepentingan untuk mencegah konfrontasi langsung AS-Iran, karena mereka adalah konsumen utama minyak dan hal itu akan meningkatkan harga minyak,” kata Jon Alterman, kepala program Timur Tengah di Pusat Kajian Strategis dan Internasional Washington.
“Namun, Cina sepertinya tidak akan mengambil tindakan berat di sini. Saya perkirakan mereka akan menginginkan duduk di meja perundingan ketika konflik Israel-Gaza terselesaikan, namun mereka tidak merasa perlu atau tidak mampu untuk mempercepat resolusi.”
Kunjungan Wang ke Washington terjadi setelah beberapa pejabat tinggi AS, termasuk Blinken, mengunjungi Beijing dalam beberapa bulan terakhir.
Para analis memperkirakan kunjungan Wang tersebut akan fokus pada persiapan pertemuan antara Biden dan Xi di sela-sela KTT negara-negara Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di San Francisco pada 11-17 November. Ini akan menjadi pertemuan pertama Biden dan Xi sejak pertemuan puncak di Bali November lalu.
REUTERS
Pilihan Editor Anwar Ibrahim Mengaku Diancam Eropa karena Ikut Demo Palestina di Malaysia